Curhat Pasien Kanker di Fuda Cancer Hospital, Guangzhou, Tiongkok

Diberi Pilihan Terapi meski Kanker Sudah Stadium Lanjut

Curhat Pasien Kanker di Fuda Cancer Hospital, Guangzhou, Tiongkok
CERIA : Maria Bernadeth (tengah) bersama temannya, Thoe Ing Sen (kiri) dan Chow Mu Jing. Foto : Anda Marzudinta/JAWA POS

"Dengan cara tersebut, diharapkan sel-sel kanker mati. Tetapi, jaringan sehat di sekitar benjolan tidak terpengaruh," jelas dr Lizhi Niu PhD, pakar cryosurgical ablation (CSA), setelah peresmian gedung baru Fuda Cancer Hospital, Jinan School of Medicine, yang dihadiri Menkes dr Endang Rahayu Sedyaningsih, Sabtu (25/2).

Prof dr Kecheng Xu, chief executive president Fuda Cancer Hospital, menambahkan, yang diupayakan tim dokternya adalah mengendalikan kanker. "Kanker menjadi ancaman besar di mana-mana. Kami terus berupaya mengendalikan penyakit ganas itu," tegasnya.

Ketika menjalani cryosurgery, Maria harus dianestesi total. "Waktu sudah sadar, saya masih sesak, ada slang di mana-mana. Empat sampai lima hari kemudian, rasanya sudah enakan," tutur dia.

Kalau dirasakan, efek sampingnya, menurut Maria, sakit setelah operasi. Tapi, selera makan masih ada. Beberapa saat kemudian, dilakukan USG dan rekam irama jantung (elektrokardiografi/EKG). "Hasilnya, kata dokter, bagus. Artinya, kanker terkendali," ujarnya.

Divonis kanker stadium lanjut bak terkena pukulan supertelak. Bikin shock, bingung, dan sedih. Nah, pasien seperti itu butuh pendekatan personal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News