Curhat Pasien Kanker di Fuda Cancer Hospital, Guangzhou, Tiongkok
Diberi Pilihan Terapi meski Kanker Sudah Stadium Lanjut
Minggu, 04 Maret 2012 – 00:40 WIB

CERIA : Maria Bernadeth (tengah) bersama temannya, Thoe Ing Sen (kiri) dan Chow Mu Jing. Foto : Anda Marzudinta/JAWA POS
Sepuluh hari setelah tindakan tersebut, dia menjalani cryosurgery kedua. Selang sepuluh hari kemudian, dilakukan kemoterapi nano pertama. Hal sama dilakukan sepuluh hari kemudian. "Sewaktu dikemo nano itu, selera makan saya memang turun. Tapi, mual, muntah, dan diare tidak separah sewaktu kemo biasa di Singapura dulu," ungkapnya. Rambut, papar dia, juga tidak rontok.
Setelah menjalani terapi sebulan lebih, Maria berangsur fit. Dia pun pulang ke Malang. Tapi, tiga minggu kemudian dia balik ke Guangzhou. "Pokoknya, begitu boleh pulang sama dokter, saya pulang. Selama di sini, saya sudah habis lebih dari lima ratus juta rupiah," ujar dia. Biaya sedemikian besar itu didapat dari patungan lima anaknya dan saudara-saudaranya.
Maria berharap bisa benar-benar pulih. Dia merencanakan April mendatang ke Beijing untuk menjalani terapi herbal. "Saya berharap kanker ini benar-benar terkendali," imbuh dia.
Lain lagi yang dialami Desi Nainggolan. Perempuan 65 tahun itu menderita kanker payudara. Dia awalnya hanya kontrol hipertensi di RS Cikini, Jakarta.
Divonis kanker stadium lanjut bak terkena pukulan supertelak. Bikin shock, bingung, dan sedih. Nah, pasien seperti itu butuh pendekatan personal
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu