Curhat Perajin Tempe Soal Harga Kedelai hingga Omzet Anjlok
jpnn.com, JAKARTA - Salah seorang perajin tempe di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mengeluhkan harga kedelai impor yang terus merangkak naik.
Pasalnya, kenaikan harga kedelai akhir-akhir ini sangat mempengaruhi keberlangsungan usaha perajin tempe dan tahu sehingga membuat produksi tidak maksimal.
Ngatiman, pemilik pabrik tempe di Daerah Dukuh Jiworagan, Desa Kalangan, Kecamatan Pedan menyampaikan harga kedelai naik hingga Rp 12 ribu per kilogram.
"Naik, dari harga Rp 7.000 - Rp 8.000 sekarang Rp 12 ribu," ungkap Ngatiman kepada JPNN.com, Senin (28/2).
Di sisi lain, dampak dari kenaikan kedelai itu membuat omzetnya juga ikut turun sehingga, membuat produksi tempe terpaksa harus dikurangi.
Ngatiman mengaku membeli kedelai yang impor dari Amerika Serikat karena petani di Indonesia tidak mampu untuk menanam kedelai, faktor utamanya kurang lahan.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat harga kedelai pada minggu kedua Februari 2022 mencapai USD 15,77 per bushles.
Kenaikan itu cukup tinggi sebesar 18,9 persen dibanding minggu pertama Januari 2022 yang mencapai USD 13,26 per bushles.
Salah seorang perajin tempe di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mengeluhkan harga kedelai impor yang terus merangkak naik.
- Pembangkit Minihidro HGI Berkontribusi untuk Lingkungan dan Tingkatkan Ekonomi Lokal
- Iswar Membayangkan Kota Semarang jadi Pusat Pengembangan Ekonomi Jawa, Ini Alasannya
- PNM dan PIP Dorong Petani Perempuan Terampil Finansial
- Soal Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang, Yoyok Sukawi Punya Strategi Tembus 7 Persen
- Terbitkan 2 Izin NPPBKC, Bea Cukai Jember Tegaskan Legal Itu Mudah dan Nyaman
- Prospek Industri Kimia Meningkat, ICIIS 2024 Kembali Digelar