Curiga Dana Kompensasi jadi Alat Penguasa Galang Suara
Minggu, 05 Mei 2013 – 23:02 WIB
"Saat itu, BLT dijadikan kuda tunggangan partai penguasa untuk meraih simpati pemilih. Hal serupa tidak boleh berulang di Pemilu 2014," ucap anggota Komisi III DPR tersebut.
Sementara itu kompensasi lain seperti beras untuk warga miskin (Raskin), bantuan bagi siswa miskin dan program Keluarga Harapan kata Bambang, sudah terakomodasi dalam APBN tahun berjalan.
Alasan lainnya sehinga proposal dana kompensasi perlu ditolak, karena adanya fakta bahwa pemerintah belum efektif mengelola BBM bersubsidi. "Kelangkaan BBM saat ini lebih disebabkan pencurian dan penyelundupan oleh oknum aparat negara. Artinya, Pemerintah belum all out memerangi penyelundupan BBM bersubsidi," terang dia.
Menurut Bambang, perkiraan bahwa 30 persen BBM bersubsidi diselundupkan atau tidak tepat sasaran sudah dibenarkan oleh pemerintah. Namun demikian pemerintah kurang merespon masalah tersebut. "Dengan demikian terpenuhilah syarat untuk menolak proposal Dana Kompensasi Kenaikan Harga BBM bersubsidi itu," pungkasnya. (gil/jpnn)
JAKARTA - Wakil Bendahara Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo menilai proposal Dana Kompensasi Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kolaborasi TNI-Polri & Masyarakat jadi Kunci Pilkada Serentak 2024 di Sumsel Damai
- Bawaslu Sampaikan Alur Penanganan Dugaan Pelanggaran Pilkada 2024
- Pilgub Jakarta: RIDO Minta Pemilihan Ulang di Pinang Ranti
- Sherly Tjoanda Bikin Sejarah di Maluku Utara
- Ada Opsi Gubernur Dipilih di DPRD, Cuma Butuh 1 Kotak Suara
- Pramono-Rano Siap Menggandeng Dharma-Kun untuk Membangun Jakarta