Curiga Hakim Terpengaruh Kemesraan Gatot-Evi
Lebih lanjut Uchok mengatakan, dampak vonis ringan dimaksud sangatlah besar. Yakni tidak akan menimbulkan ketakutan bagi para pejabat di wilayah Sumut untuk melakukan tindak pidana korupsi.
“Bayangkan, kasus yang begitu heboh, vonis hanya tiga tahun. Enak betul. Dikurangi masa tahanan, setelah menjadi masa kurungan dua per tiga, sudah bebas. Para koruptor tidak akan takut kalau begini,” geram Uchok.
Mestinya, lanjutnya, hakim pengadilan tipikor menjatuhkan vonis berat untuk Gatot. “Karena Sumut itu menjadi barometer pemberantasan korupsi. Korupsi di Sumut itu tinggi. Kalau gubernurnya saja yang heboh begitu hanya tiga tahun vonisnya, ya korupsi di Sumut tidak akan hilang,” kata Uchok.
Karena itu, Uchok berharap untuk perkara lain yang menjerat Gatot, yang belum disidangkan, vonisnya nanti lebih berat lagi.
Diketahui, Gatot masih harus menunggu persidangan dan vonis untuk perkara lain, yakni kasus dugaan pemberian gratifikasi kepada sejumlah anggota DPRD Sumatera Utara dalam persetujuan laporan pertanggungjawaban Pemprovsu 2012-2014, persetujuan Perubahan APBD 2013-2014, pengesahan APBD Sumut 2014-2015 serta penolakan penggunaan hak interpelasi DPRD Sumut tahun 2015. Selain itu, kasus dugaan korupsi bansos yang ditangani kejaksaan agung.
Sesuai ketentuan, jika seseorang menghadapi perkara lebih dari satu, maka hukuman yang harus dijalani adalah yang terberat. (sam/gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kasus Viral Ini Harus jadi Pelajaran Seluruh PPPK, Jangan Main-main
- Sidang Dakwaan Mbak Ita, Jaksa KPK Soroti Peran Suaminya sebagai Perantara
- Penyebab Utama Kartu Tes PPPK Tahap 2 Belum Bisa Dicetak, Jangan Panik ya
- Jaksa KPK Tuding Mbak Ita Potong Hak ASN Pemkot Semarang
- Heboh Pengeroyokan di Kantor Polsek, Kapolda Riau Langsung Copot Jabatan Anak Buah
- Tugas Kantor Komunikasi Presiden Dianggap Tumpang Tindih, Begini Reaksi Mensesneg