Curigai Isu Komunis untuk Alihkan Kasus Korupsi

Curigai Isu Komunis untuk Alihkan Kasus Korupsi
Curigai Isu Komunis untuk Alihkan Kasus Korupsi

jpnn.com - JAKARTA - Munculnya isu komunisme yang diarahkan ke Joko Widodo dan PDI Perjuangan ditengarai bukan hanya demi menggerus elektabilitas calon presiden yang dikenal dengan sapaan Jokowi itu. Sebab, bisa jadi isu komunisme juga untuk pengalih isu-isu korupsi di jajaran elite partai koalisi pengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Aktor-aktor korupsi itu masih bebas dan aktif dalam politik. Ibaratnya maling teriak maling," kata pengamat politik Universitas Nusa Cendana, Rudi Rohi, Kamis (3/7).

Karena itu, Rudi mengingatkan masyarakat dan TNI/Polri agar tak mudah dihasut dan diperdaya oleh isu komunisme. Sebab, persoalan utama bangsa yang harus diselesaikan oleh presiden mendatang salah satunya adalah korupsi.

“Tuduhan komunis tidak beralasan, dan sama saja berusaha membelokkan persoalan bangsa yang fundamental. Ini upaya membelokkan persoalan atau mengalihkan isu publik,” kata Rudi.

Rudi mengatakan, pemberantasan korupsi adalah isu utama yang harus ditagih oleh masyarakat terhadap masing-masing kandidat. Sebab korupsi adalah hambatan atau kendala yang membuat demokrasi dan kesejahteraan rakyat tidak pernah terwujud di Indonesia. “Demokrasi tidak akan ada sampai kapan pun kalau korupsi tetap merajelela,” ujar Rudi

Ia pun mengingatkan rakyat agar lebih baik fokus menagih komitmen pemberantasan korupsi dari tiap kandidat presiden, termasuk menyoroti kasus-kasus korupsi yang diduga melibatkan aktor-aktor politik yang terlibat aktif dalam Pemilu Presiden 2014. Di antaranya adalah kasus korupsi yang belakangan menjadi perhatian publik adalah kasus korupsi SKK Migas di Kementerian ESDM, korupsi pengadaan Alquran di Kementerian Agama dan korupsi pengadaan daging sapi di Kementerian Pertanian dan penyelenggaraan haji di Kementerian Agama.(rmo/jpnn)


JAKARTA - Munculnya isu komunisme yang diarahkan ke Joko Widodo dan PDI Perjuangan ditengarai bukan hanya demi menggerus elektabilitas calon presiden


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News