Curigai Patgulipat di Pabean, Misbakhun Minta KPK Turun Tangan
jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun mencurigai jajaran Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan terkait daging ilegal asal India yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok pada 6 Januari 2016. Menurutnya, ada keanehan pada masuknya daging dalam tujuh kontainer berpendingin itu karena pemerintah baru sebatas berancana membuka keran importasinya.
Misbakhun mengungkapkan, kejanggalan muncul karena adanya dugaan tentang petinggi DJBC memanipulasi dokumen masuknya daging ilegal itu. Menurutnya, sebenarnya petugas pemeriksa bea cukai Tanjung Priok sudah memastikan tujuh kontainer berpendingin itu memang daging.
Namun, katanya, ternyata ada petinggi DJBC yang meminta agar dalam dokumen impor ditulis bahwa isi kontainer berpendingin itu adalah kulit olahan atau wet blue asal Australia. “Mana ada kulit diangkut dalam kontainer berpendingin udara?” ujarnya dalam siaran pers ke media, Rabu (9/3).
Mantan pegawai di Departemen Keuangan itu menjelaskan, DJBC memang sudah mencurigai isi kontainer berpendingin udara hingga -20 derajat celcius itu. Karenanya, institusi pimpinan Heru Prambudi itu pada 7 Januari 2016 langsung menerbitkan nota hasil intelijen (NHI).
Persoalannya, kata Misbakhun, DJBC justru tidak langsung membuka kontanier berisi daging tersebut. Menurut Misbakhun, kontainer berisi daging itu baru dibuka di gudang milik pengimpor di kawasan Cilengsie, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 22 Januari lalu. Dan ternyata isinya memang daging, sehingga DJBC menyegel gudang milik importer daging itu.
Karenanya Misbakhun semakin meyakini adanya keanehan dalam kasus itu. Sebab, mestinya barang itu sudah dibuka saat masih tertahan di Tanjung Priok.
Misbakhun menegaskan, ada pimpinan DJBC yang sengaja menutupi fakta tentang masuknya daging ilegal asal India itu. “Kenapa pimpinan justru menutup fakta tersebut? Jangan-jangan ada pemain lama yang terlibat dalam proyek impor daging sapi India itu?” ucapnya.
Untuk itu Misbakhun mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memelototi petugas DJBC. “Sudah semestinya KPK turun tangan. Ada apa dengan DJBC ini,” tegasnya.(ara/JPNN)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Libur Nataru, Polda Jabar Lakukan Pembatasan Operasional Angkutan Barang
- Kanim Bekasi Gelar Upacara Peringatan Hari Ibu
- Acungi Jempol Mabes Polri, Edi Minta 18 Oknum Polisi Diduga Peras WN Malaysia Dipecat
- Bonnie: Sensor Karya di Lukisan Yos Suprapto Bisa jadi Preseden Buruk Pemerintahan Prabowo
- Warga Kepri yang Mudik Nataru Diminta Titipkan Rumah ke Polisi
- Gubernur Lemhannas: Peningkatan Kualitas SDM Kunci Indonesia Emas