Cybersecurity Hackathon Dibidik Jadi Penghubung Talenta Keamanan Siber dan Industri

jpnn.com, JAKARTA - Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menyebut kondisi demografi di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan perkembangan ekonomi dalam beberapa dekade terakhir.
Namun, pandemi Covid-19 membuat perekonomian dunia, termasuk Indonesia terhambat.
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan terdapat peningkatan tingkat pengangguran dari yang sebelumnya 6.93 juta jiwa pada 2020 menjadi 8,75 juta jiwa di 2022.
Adapun tingkat pengangguran yang cukup ketara adalah pada lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK).
Direktur Kebijakan Sumber Daya Manusia Kemananan Siber dan Sandi Negara, Deputi I, Mohamad Ikro mengatakan program Cybersecurity Hackhaton & Job Fair 2022 sangat bermanfaat bagi potensi penyerapan tenaga kerja di bidang cybersecurity.
"Juga bisa meningkatkan kompetensi generasi muda sehingga bisa update dan upskills serta bisa terserap di industri langsung yang sejalan program pemerintah untuk menyiapkan sembilan juta digital talent salah satu cybersecurity," ungkap Ikro dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (30/11).
Dengan jangkauan 32 provinsi dengan 350 SMK dan 240 universitas. Program pelatihan dan sertifikasi cybersecurity ini terdiri dari pelatihan online secara intensif, workshop soft skill, webinar karir, sertifikasi global CompTIA, dan program job channeling.
Program job channeling itu dimulai dengan dilaksanakannya Cyberwarriors Bootcamp atau dan diakhiri dengan job fair virtual.
BPS menunjukkan terdapat peningkatan tingkat pengangguran dari yang sebelumnya 6.93 juta jiwa pada 2020 menjadi 8,75 juta jiwa di 2022.
- Tarif Baru PAM Jaya Tetap Lebih Murah Dibanding Air Jeriken
- Rumah Pangan PNM jadi Solusi Ketahanan Pangan Masyarakat di Purwokerto
- BPS Ungkap Penyebab Turunnya Angka Penumpang Angkutan Udara di Kepri
- 25 Tahun Eksis di Industri, Deretan Merek Ini Raih Golden Brand of The Year 2025
- Panen Raya Beras 2025 Diprediksi 13,95 Juta Ton, Terbanyak Sejak 7 Tahun Terakhir
- Deflasi Tahunan Kembali Terjadi sejak Maret 2000, Daya Beli Masyarakat Aman?