D-Day dan Kemenangan Taliban
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Amerika Serikat, rupanya, mau mencoba peruntungannya. Mereka masuk ke Kabul di awal 2000 untuk mengusir rezim Taliban yang ultra-konservatif, dan mendirikan rezim boneka baru di bawah Presiden Hamid Karzai.
Sebagaimana rezim-rezim boneka mana pun, rezim boneka baru ini terlihat kokoh dari luar, tetapi keropos di dalam.
Selama 20 tahun Amerika menjaga Afghanistan dengan puluhan ribu pasukan. Berbagai bantuan ekonomi dan persenjataan digelontorkan ke Afghanistan. Namun, rezim buatan Amerika ini tidak pernah bisa benar-benar bisa melakukan konsolidasi kekuasaan.
Petarung-petarung Taliban menarik diri, kembali ke base camp tradisional di perbatasan Afghanistan dengan Pakistan.
Gerilyawan Taliban kembali ke madrasah-madrasah tradisional, untuk menyiapkan kader-kader petarung baru. Pelan namun pasti, pasukan Taliban terus bergerak dengan melakukan serangan-serangan gerilya kepada pasukan Amerika.
Selama 20 tahun terlibat perang yang sulit, Amerika akhirnya menyerah. Kali ini Amerika benar-benar terkubur hidup-hidup di kuburan raksasa Afghanistan. Pasukan Amerika mundur tanpa perlawanan pada pertengahan Agustus lalu, dan menimbulkan kepanikan yang luar biasa.
Pasukan Taliban masuk ke ibu kota Kabul dan menguasainya tanpa melepas satu butir peluru pun. Pasukan Amerika memilih mundur dengan teratur, dan Presiden Ashraf Ghani yang memimpin rezim boneka Amerika, memilih lari ke luar negeri dan memenuhi bagasi pesawatnya dengan uang ratusan juta dolar.
Dua empire besar dunia sudah terkubur di Afghanistan dengan cara yang sama-sama memalukan. Kali ini Presiden Joe Biden memerintahkan pasukan Amerika untuk mundur total pada 31 Agustus.
Perhatian masyarakat internasional sekarang tertuju kepada Taliban, rezim yang punya rekam jejak negatif.
- Timnas U-17 Indonesia Tekuk Afghanistan, Nova Arianto Apresiasi Kerja Keras Pemain
- Tersinggung Konten Siaran, Taliban Berangus Radio Khusus Perempuan Afghanistan
- Bersumpah Pakai 2 Alkitab saat Pelantikan Presiden, Trump Berjanji Ogah Perang Lagi
- Joe Biden Larang Pabrik Baja Amerika Dijual ke Perusahaan Jepang
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia