D-Day

D-Day
Kapten Timnas Inggris Harry Kane (bawah) bersama rekan-rekannya. Foto: Twitter@EURO2020

Pada peringatan ke-75 Kanselir Jerman Angela Merkel diundang hadir. Berbeda dari biasanya, perayaan tidak dilangsungkan di Prancis, melainkan di Portsmouth, Inggris, kota pemberangkatan pasukan Sekutu sehari sebelum pendaratan di Normandia.

Memori D-Day sangat terasa pada pertandingan babak 16 Besar Euro 2020 antara Inggris melawan Jerman, Rabu (30/6) dini hari WIB.

Suporter Inggris dan Jerman tidak mau secara terbuka membuat referensi terhadap D-Day. Namun, diam-diam, di lubuk hati yang paling dalam, para suporter Jerman tentu masih merasa dirinya masih lebih unggul dari Inggris.

Inggris tercekam oleh trauma. Setiap kali menghadapi Jerman di major tournament, Inggris selalu merasa minder dan inferior. Seolah-olah bayangan masa lalu tidak mau lepas, dan Inggris lebih sering gagal menghadapi Jerman di Piala Eropa maupun di Piala Dunia.

Kemenangan mulus 2-0 di Stadion Wembley Rabu dini hari layak disebut sebagai kemenangan pertempuran D-Day. Dan 30 Mei layak diperingati sebagai hari bersejarah oleh suporter Inggris, karena pada akhirnya Inggris bisa bebas dari cengkeraman Jerman.

Mendekati perang di Wembley, ketegangan terasa seperti persiapan menghadapi D-Day. Gareth Southgate laksana komandan pasukan Sekutu yang harus menyusun strategi serapi mungkin untuk bisa mengalahkan musuh besarnya.

Kebocoran seditit saja akan berakibat fatal. Jerman lebih diunggulkan.

Seperti biasanya, Inggris selalu menjadi kuda hitam dalam setiap pertemuan melawan Jerman. Kali ini pun demikian, meski Jerman tidak sepenuhnya meyakinkan dalam babak penyisihan grup, tetapi Jerman tetaplah Jerman.

Memori D-Day sangat terasa pada pertandingan 16 Besar Euro 2020 antara Inggris melawan Jerman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News