Dada Kiri Ditembus Peluru Polisi, Pimpinan Perampok tak Bernapas Lagi
Sementara itu, Sujito mengaku ikut aksi perampokan itu karena ajakan Agus alias Sungokong. "Saya diajak Agus mas. Sebenarnya nggak boleh sama istri, karena orang tua juga lagi sakit stroke," akunya.
Jito –sapaanya– mengaku baru kali pertama melakukan aksi perampokan itu. "Pertama mas. Duitnya untuk sabung ayam. Saya dikasih 16 juta sama Agus. Kalo yang lain nggak tau, taunya saya cuma dikasih itu," terang bapak satu anak ini dengan nada menyesal.
Jito yang sehari-hari berprofesi sebagai petani ini mengaku tidak mengenali tiga orang pelaku lainnya.
"Saya kenalnya cuma sama Agus mas karena dia yang ajak saya, dengan WT dia biasanya dagang di pasar. Kalo yang lain ketemu di Negarabatin pas mau berangkat," ungkapnya.
Pantauan Radar Lampung (Jawa Pos Group) di RSUD Menggala, jenazah Agus alias Sungokong tiba sekitar pukul 08.30 WIB dan langsung masuk ruangan IGD untuk dibersihkan.
Satu jam kemudian, jenazah dipindahkan ke kamar jenazah RSUD Menggala menunggu diambil oleh pihak keluarga.
Hingga pukul 16.00 WIB, belum ada anggota keluarga maupun kerabat pelaku yang mengambil jenazah itu.
Diberitakan sebelumnya, sekitar enam orang kawanan perampok menyatroni kediaman Susanto (37) di Tiyuh Margakencana, Tuba Udik, Tubaba, pada 28 Juli lalu sekitar pukul 02.00 WIB. Para pelaku masuk melalui bagian belakang rumah.
Polisi terpaksa menembak Agus alias Sungokong (44), pimpinan komplotan perampok, hingga meregang nyawa. Sedang anak buahnya, Sujito (40), hanya pincang.
- Kasat Reskrim Tewas Ditembak AKP Dadang Iskandar, Ini Diduga Pembunuhan Berencana
- Kabagops Polres Solok Selatan Tembak Kasat Reskrim yang Usut Tambang Liar, IPW Bilang Begini
- Teror OTK di Kabupaten Paser Kaltim saat Dini Hari, Seorang Warga Tewas, 1 Kritis
- Tragis! Ibu dan Anak di Surabaya Tewas Gegara Warisan, Kejadiannya Mengerikan
- WNA China Tewas Kecelakaan di Sungai Musi, Dokter Forensik Ungkap Temuan Ini
- Kecelakaan Maut di Pantura Semarang, Mahasiswa Seni Rupa Unnes Tewas