Daerah 'Kuburan' Jurnalis dan Aktivis HAM
Minggu, 04 April 2010 – 07:56 WIB
Menurut Mendelson, profesor ilmu politik internasional dari Fletcher School of Law and Diplomacy di Tufts University itu, banyaknya tindak kekerasan di wilayah Kaukasus Utara merupakan tanggung jawab pemerintahan Rusia dan Barat, termasuk AS dan negara-negara di wilayah Eropa. Sebab katanya, hal itu menyangkut keamanan dan kepentingan internasional mengenai keamanan.
Baca Juga:
Salah satu solusinya, lanjut Mendelson, adalah menyediakan lapangan pekerjaan dan tentunya memberantas korupsi yang mencengkeram kawasan tersebut. Sebab, kekerasan di Kaukasus Utara diduga kuat dilakukan oleh militan. Mereka dengan mudah merekrut para pemuda yang kebingungan mencari pekerjaan. Hal itu membuat Kaukasus Utara menjadi lahan subur bagi perekrut teroris.
Mendelson berargumen, bila kerjasama itu berhasil, praktis pemerintahan Presiden Dmitry Medvedev akan mendapatkan sorotan (positif) internasional. Tetapi bila tidak, sama artinya menurunkan popularitasnya dan memperburuk citra kawasan Rusia. (war/ami)
NEW YORK - Kaukasus Utara. Inilah salah satu wilayah yang paling berbahaya bagi jurnalis, pengacara, maupun aktivis HAM. Parahnya, kendati mereka
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka