Daftar Balon Bupati di Gerindra Harus Bayar, Pengin Tahu Berapa?
jpnn.com - GUNUNGKIDUL - Sejak 3 Juni hingga 7 Juni mendatang, DPC Partai Gerindra Gunungkidul membuka pendaftaran bakal calon bupati yang akan bertarung di pilkada Desember mendatang.
Namun, untuk mendaftar saja, tidak gratis alias harus bayar. Ketua Tim 10 yang bertugas melakukan penjaringan balon di DPC Gerindra Gunungkidul, Rugiyanto, menjelaskan, pendaftar harus merogoh Rp 25 juta.
"Uang itu untuk biaya operasional. Keputusan harus membayar itu berdasar Muscab DPC Gerindra Gunungkidul pada 31 Mei lalu," terangnya, seperti dikutib Radar Jogja (Grup JPNN).
Dia merinci, dari Rp 25 juta itu, yang Rp 5 juta dibayarkan saat pengambilan formulir pendaftaran. Sedang sisanya, Rp 20 juta, dibayar saat pengembalian formulir.
Rugiyanto juga menyebutkan, pada hari pertama, sudah ada tiga pendaftar, yakni dua orang mendaftar sebagai balon bupati, satu sebagai balon wakil bupati.
Salah seorang pendaftar, Kardi, tidak tahu bahwa saat mendaftar harus sudah bayar Rp 5 juta. Mantan Kepala Kejaksaan Negeri Jogjakarta itu tampak kaget. "Bayar lima juta to? Wah, saya kebetulan tak bawa uang cash. ATM dibawa anak saya. Tapi nanti saya bereskan secepatnya. Totalnya duapuluh lima juta ya?" tanya warga Nglipar itu kepada anggota Tim 10.
Secara prinsip, Kardi mengaku tidak mempersoalkan uang itu. Dia menilai Rp 25 juta itu sedikit untuk ukuran dana menuju kursi bupati. (gun/ila/rg/sam/jpnn)
GUNUNGKIDUL - Sejak 3 Juni hingga 7 Juni mendatang, DPC Partai Gerindra Gunungkidul membuka pendaftaran bakal calon bupati yang akan bertarung di
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Polisi Ungkap Fakta soal Lokasi Penemuan Kerangka Manusia di Pademangan
- Wahai Honorer Pelamar PPPK 2024 Tahap 1, Sudah Siap? Ada yang Harus Naik Pesawat
- Pemkot Pekanbaru Mengalami Kendala Pindahkan 277 Pengungsi Rohingya
- Pj Bupati Mimika Perintahkan Perbaikan Fasilitas RS Waa Banti Tembagapura
- Bupati Mimika Jelaskan Terkait Demo Aliansi Pemuda Amungme soal Perekrutan CPNS
- Pembongkaran Pasar Tumpah Bogor Dibatalkan, Warga Ancam Bongkar Sendiri