"Dagangan Pengungsi" Ala Ban Ki-moon dan Recep Tayyip Erdogan
Kartu Truf Turki Menuju Uni Eropa
Kawasan ASEAN penyumbang terbesar. Pada periode 2008-2014, sekitar 50 persen bencana di dunia terjadi di ASEAN. Tragedi tsunami di Aceh dan Sumut tempo hari berkontribusi signifikan pada angka kejadian tersebut.
Berapa biaya yang diperlukan untuk menanggulangi tragedi kemanusiaan akibat konflik dan bencana itu? Hingga April 2016, PBB butuh USD 20 miliar (sekitar Rp 273 triliun) untuk melaksanakan program-program kemanusiaan bagi 88,7 juta orang di 38 negara. Kebutuhannya naik empat kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir. Sayang, dana PBB hanya bisa membiayai 55 persen dari kebutuhan per tahun.
Ban Ki-moon melihat masalah itu sebagai krisis kemanusiaan "dimensi baru" yang memerlukan perubahan fundamental untuk mengatasinya. Hingga dicetuskanlah event dunia di Istanbul pada 23-24 Mei 2016: World Humanitarian Summit.
Presiden Erdogan menyambar peluang itu. Sang presiden sedang memegang kartu truf yang menakutkan bagi negara-negara Eropa: lebih dari 10 juta pengungsi. Istanbul mendapat dukungan Eropa untuk menjadi tuan rumah.
PBB dan banyak negara menggelontorkan dana. Bukan sekadar untuk suksesnya WHS. Melainkan juga untuk jangka panjang: tetap menahan selama mungkin lebih dari 10 juta pengungsi itu agar tak pergi ke Eropa.
Erdogan, putra pelaut yang menjadi politikus cemerlang, kini berada di atas angin. Mantan wali kota Istanbul kelahiran 26 Februari 1954 itu punya senjata ampuh untuk menekan Eropa: memperjuangkan Turki untuk masuk sebagai anggota Uni Eropa.
Turki tidak sendirian. Dunia akan mendukungnya. Kanselir Jerman Angela Merkel mungkin akan jadi motornya. Sekjen PBB Ban Ki-moon akan menggunakan pengaruhnya.
Erdogan sedang menuju puncak. Suami Emine Gulbaran yang punya empat anak itu pernah hidup getir. Dia dipenjara empat bulan gara-gara penguasa tersinggung dengan puisinya. Saat alumnus Universitas Mannara Turki tersebut menjadi wali kota Istanbul, kota bernama Konstantinopel pada masa imperium Romawi Timur itu diubahnya hanya dalam lima tahun: bersih, tertib, hijau, dan indah dengan prostitusi diberantas serta penjualan alkohol diberangus.
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408