Daging Anjing dan Kucing Kini Terlarang Tomohon, tetapi Kelelawar Masih Digandrungi
"Kami akan mulai dengan daging anjing dan kucing dan ke depan kami akan memperhatikan hewan lain juga," kata Edwin Roring, Wakil Walikota Tomohon.
Namun untuk saat ini, kelelawar, tikus, dan ular sanca masih dijual.
Ada pula kekhawatiran kalau perdagangan daging hewan-hewan ini menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat, serta berpotensi menjadi pandemi global berikutnya.
Mengapa bisa menimbulkan ancaman penularan yang 'sangat besar'
Penularan zoonosis, atau penyebaran virus dari hewan ke manusia, dianggap sebagai asal muasal yang paling mungkin dari pandemi COVID-19.
Teori zoonosis mengatakan kelelawar menularkan SARS-CoV-2 ke manusia, kemungkinan melalui hewan perantara, di kota Wuhan di Tiongkok pada akhir 2019.
Beberapa pasien pertama yang dirawat karena COVID diketahui bekerja, atau sering mengunjungi pasar hewan yang juga menjual daging kelelawar, anjing rakun, dan satwa liar lainnya.
Agus Setiyono, pakar soal penularan dan penyakit zoonosis dari Institut Pertanian Bogor mengatakan seluruh proses penangkapan kelelawar hingga menjadikannya daging konsumsi penuh dengan risiko.
"Kelelawar mengandung patogen berbahaya, sehingga perlu penanganan dan pengolahan yang sangat hati-hati untuk meminimalkan penularan, yang tidak selalu terjadi pada orang yang melakukannya," kata Dr Setiyono.
Sejumlah pakar penyakit di Indonesia mengatakan perdagangan daging kelelawar yang masih diminati di Sulawesi Utara dikhawatirkan bisa memberikan ancaman bagi kesehatan warga
- Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di Tiongkok, Virus Apa Ini?
- Dunia Hari Ini: Facebook dan Instagram Akan Berhenti Menggunakan Mesin Pengecek Fakta
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025