Dahlan Iskan: Media Cetak Harus Bikin Kangen
Kondisi itu juga didukung dengan banyaknya konten hoaks di linimasa AS. Alhasil, ada pergolakan untuk mencari konten yang benar.
Strategi tersebut seharusnya bisa ditiru media cetak di Indonesia. Bagaimana membuat konten yang terbaik, sampai orang bersedia berbondong-bondong membayar demi memperoleh informasinya. Menurut dia, masih banyak ruang bagi media cetak di Indonesia untuk memperbaiki kontennya.
Sementara itu, Irfan Ramli menjelaskan keunggulan lain media cetak yang seharusnya bisa menjadi modal. Yakni, kepekaan terhadap akurasi. Dia mencontohkan, ada media online yang memberitakan kecelakaan hingga tangan korban buntung sebelah kanan. Tiga jam kemudian langsung diralat, dan diganti tangan kiri. ’’Sudah tidak pakai hati,’’ ucapnya.
Kesalahan semacam itu, lanjutnya, bagi wartawan yang masih meemgang teguh prinsip, akan membuat dia menyesal setengah mati, dia akan merasa bersalah.
’’Anak-anak sekarang, dia naikin (berita) di Twitter, salah dia edit,’’ lanjutnya. ’’Buat mereka, sense of urgency-nya tipis sekali,’’ tambahnya. (byu)
Dahlan Iskan mengatakan, kunci agar bisnis Koran agar tetap bisa bertahan terletak pada perbaikan konten.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi