Dahlan Iskan Memasuki Ruang 48 Gedung KPK, Ada yang Lucu

Dia tidak menemukan kamera itu di dinding. Pada plafon hanya terlihat kisi-kisi penyedot udara, kisi-kisi AC, neon panjang dua buah, sprinkle pemadam kebakaran, pendeteksi asap, dan satu benda warna biru mirip lampu. "Mungkin yang terakhir itu berisi kamera," Dahlan menggumam dalam hati.
Tak lama kemudian pemeriksanya masuk. Lewat pintu di belakang kursi pemeriksa. Penyidik KPK itu membawa banyak dokumen yang kemudian diletakkan di meja.
"Rupanya meja ini perlu besar, dan panjang, untuk membeber dokumen di situ," ucapnya.
Dahlan kemudian diminta mempelajari dokumen-dokumen tersebut. Tahunnya 2009, 2010, 2011, dan seterusnya. Tanda tangannya pun ada di berkas. Baik sebagai dirut PLN maupun sebagai menteri BUMN.
"Saya tersenyum kecil. Ada yang agak lucu. Bentuk tanda tangan saya ternyata berubah," tulisan Dahlan.
Menurut Dahlan, sewaktu menjadi dirut PLN, tanda tangannya sederhana sekali dan sangat mudah untuk ditiru. Namun, ketika menjabat menteri BUMN, tanda tangannya lebih rumit.
"Saya pun ingat: ada yang mengingatkan saya saat itu. 'Bapak sekarang jadi menteri. Tanda tangannya tidak boleh lagi mudah ditiru',” Dahkan menirukan saran orang yang dia sudah lupa.
Melalui tulisannya, Dahlan mengaku menghabiskan tiga gelas air putih selama lima jam pemeriksaan. Sempat ditawari kopi, tetapi dia tetap minta air mineral hangat.
Dahlan Iskan menceritakan ada yang lucu saat dia memasuki ruang 48 gedung KPK untuk diperiksa sebagai saksi kasus korupsi pembelian LNG. Begini...
- Mantan Bupati Lampung Timur Jadi Tersangka Korupsi, Langsung Ditahan
- Cermin Sikka
- Baru Menang Tender, Kontraktor Dimintai Rp 500 Juta, Alamak
- IAW Soroti Upaya Pelemahan Kejaksaan di Revisi KUHAP
- Tulis Surat, Hasto: Makin Lengkap Skenario Menjadikan Saya sebagai Target
- Merasa Fit, Hasto Kristiyanto Tunjukkan Dokumen Perkara di Sidang