Opor Bandara
Oleh: Dahlan Iskan
Dekat bandara itu ada opor enak. Yang santannya sekental susu kental manis yang agak diencerkan. Saya sampai menghabiskan ayam opor itu tiga potong.
Makan di situ tidak boleh go show. Harus inden dulu. Setidaknya sehari sebelumnya. Pak Bupati Blora Arief Rohman yang melakukan inden. Sang bupati adalah ''bagian marketing'' opor ayam Blora itu. Siapa pun tamunya, opor itu yang dipromosikan.
Dari opor saya ke Randublatung. Itu nama kecamatan ketiga terbesar di Blora. Ini untuk kali ketiga saya ke Randublatung. Yang pertama sekitar 55 tahun lalu. Naik sepeda dari kampung saya di Takeran, Magetan. Ke rumah teman satu kelas di Madrasah Aliyah yang asalnya dari Randublatung.
Begitu indahnya masa-masa di SMA. Naik sepeda berdua begitu jauh lewat hutan jati terbesar di Indonesia.
Cepu-Randublatung hanya 28 Km, tetapi harus menghabiskan waktu satu jam. Sepanjang jalan itu rusak melulu. "Kok tidak diperbaiki?" tanya saya kepada yang duduk di sebelah saya.
"Ini jalan provinsi," katanya.
Sebagai bupati Blora ia tidak boleh menggunakan anggaran daerahnya untuk memperbaiki jalan provinsi.
Hanya Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah yang tampak hebat: memperbaiki jalan negara dengan biaya kabupaten. Yakni perbaikan jalan besar antara Bojonegoro-Babat.