Dahlan Iskan Pun Bicara Soal Titik dan Koma
Background di Balik Berita dari Forum Pemred JP Group di Pekanbaru, Riau (6)
Sekarang, kata pria yang lahir dari lereng Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur itu, masa-masa transisi itu sedang berlangsung. Semua ikut puber. Politisinya puber, birokrasinya puber, pejabatnya puber, masyarakat kelas menengahnya puber, semua sedang memasuki masa-masa galau. Semoga, pemred-pemrednya tidak sedang terkena syndrome pubertas saja! “Yang penting, kita bisa memahami.
Kita bisa menyadari, bahwa kita sedang berada di situasi seperti itu. Tidak harus bisa mengatasi saat ini, tetapi sudah masuk pemahaman kesadaran kita,” ungkap dia. Dahlan, yakin masa-masa pubertas ini akan segera terlewati dengan baik. Negeri ini punya potensi sangat besar, termasuk potensi untuk melewati masa-masa pubertas itu. Caranya? Rumus Dahlan tidak berubah, hanya: kerja, kerja dan kerja! Dia mencontohkan Presiden Korea Selatan, Lee Myung-bak, yang memiliki prinsip hidup sangat kuat.
Dia seorang insinyur yang penah menjadi kepala proyek pembangunan jalan tol Jagorawi, selama dua tahun di Jakarta. Kala itu dia bekerja di Hyundai. Dia tungguin, dia kontrol, dia pimpin proyek itu dengan ketat dan disiplin. “Akhirnya, Tol Jagorawi yang pertama kali dibangun di Indonesia itu, sampai sekarang masih menjadi jalan tol terbaik,” ujar pria dengan liver cangkokan ini. Setelah sukses membangun tol Jagorawi, Lee Myung-bak sempat menjadi walikota Seoul. Dia ingin merombak wajah ibu kota Korea Selatan itu, karena ada satu distrik kumuh, dan membuat kota ini tidak cepat maju. Dia hendak menggusur, dan membenahi wajah kota. Apa yang terjadi? “Dia ditentang habis-habisan oleh publik.
Sulit sekali dia menjelaskan kepada publik, akan rencana besarnya itu,” papar Dahlan. Di sisi lain, lanjut Dahlan, program yang sedang dia gagas itu sangat baik untuk masyarakat. Dia terus berpikir, terus mencari jalan, agar rencananya itu bisa terealisasi dengan baik. Dia menggelar rapat hingga 3.000 kali, sampai akhirnya masyarakat mau mengerti kegigihannya itu.
“Orang inilah yang saat ini menjadi Presiden Korea dan membuat Negeri Ginseng itu maju dan hebat,” jelas Dahlan. Karena itu, lanjut dia, kalau ada program kerakyatan yang sering ditolak warga, karena perbedaan kepentingan, kisah Lee Myung-bak itu sering dia jadikan contoh. “Kalau ada bupati dan walikota angkat tangan, dalam sebuah proyek, saya sering tanya, berapa kali sudah merapatkan.
Kalau belum 3.000 kali rapat, jangan pernah menyerah!” ungkapnya. Kini, Korea Selatan tumbuh menjadi negeri yang kuat secara ekonomi maupun teknologi. Korea sangat ingin menyaingi Jepang, tetangganya yang sudah terlebih dahulu maju. “Sampai-sampai, ketika terjadi bencana nuklir Jepang, Korea menawarkan diri menjadi konsultan nuklir.
Korea memang punya reaktor nuklir murah dan canggih. Hanya 3 sen harga listriknya. Mereka juga punya industri pembangunan kapal dan mobil yang kokoh,” ungkap dia. Ya. Proses demokrasi seperti yang menempa mantan walikota Seoul yang menjadi Presiden Korea Selatan itu rupanya juga bisa menghasilkan seorang strong leadership. Pemimpin kuat dan mengakar. Juga mewariskan jalan tol yang masih masuk kategori terbaik di Indonesia saat ini. Karena itu, menjadi pemimpin apapun, harus punya leadership kuat, dan tidak gampang menyerah! (don/bersambung)
SEBENARNYA sudah cukup lama Mantan CEO Jawa Pos Dahlan Iskan yang saat ini menjabat Meneg BUMN itu tidak berdialog panjang dengan sekitar 100 Pemimpin
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Calon Pendamping Jokowi Sudah di Kantong Megawati
- Poros Baru, Poros Indonesia Raya, Poros Apapun Namanya...
- PKS: Dahlan Bisa Muncul Jadi Capres Poros Baru Bentukan Demokrat
- Perbaiki Sistem Pendidikan Butuh Komitmen dan Konsisten
- Sibuk Persiapkan UN Guru Tak Sempat Tingkatkan Kualitas
- Misteri Penghapusan Pelajaran TIK di Kurikulum 2013