Dahlan: Saya Orang Jatim, Saya Cinta Jatim
Bahkan, untuk sekadar bertahan hidup pun, perusahaan tidak punya dana.
Kesulitan itu sangat dirasakan ketika akan menjalankan hasil RUPS untuk membangun pabrik conveyor belt sebagai ganti pabrik karet di Ngagel, Surabaya. Sebab, PT PWU tidak punya dana. Satu-satunya jalan adalah meminjam dana ke bank.
Sayang, bank menolak memberikan pinjaman. Alasannya, jika kredit macet, agunannya sulit diproses karena kebanyakan aset PWU yang dijadikan jaminan bermasalah. Selain itu, harus melalui proses politik yang panjang.
Bank bersedia memberikan pinjaman asalkan Dahlan mau menjadi personal guarantee.
Tanpa berpikir panjang, Dahlan menyetujui syarat itu. Dia menjadi jaminan perorangan untuk pinjaman Rp 40 miliar yang diajukan PT PWU.
’’Saya sangat tahu risikonya. Kalau kredit sampai macet, harta saya akan disita. Kalau tidak cukup, utang itu ditanggung anak hingga cucu saya,’’ ucapnya.
’’Saya orang Jatim. Saya cinta Jatim. Saya tidak ingin perusahaan ini tidak jalan. Saya akan melakukan apa pun agar perusahaan ini maju,’’ tegas Dahlan.
Perjuangan berat itu akhirnya membuahkan hasil. Pabrik tersebut berhasil menjadi pabrik conveyor belt terbesar di Indonesia.