Dakwah bil Hal: Korporatisasi Usaha Individu Umat Menuju Indonesia Maju

Dakwah bil Hal: Korporatisasi Usaha Individu Umat Menuju Indonesia Maju
Dakwah bil Hal: Korporatisasi Usaha Individu Umat Menuju Indonesia Maju
Dalam literasi yang banyak berkembang di dunia Islam, istilah dakwah bil lisan dan dakwah bil hal tidak banyak dikenal. Menurut kiai muda lulusan Yaman dari Pondok Pesantren Al Azziziyah, Denanyar, Jombang, KH Abdul Muiz Aziz, di dunia Arab dan dunia Islam pada umumnya, dakwah bil lisan dikenal dengan ungkapan "bil maqal" dilaksanakan dalam bentuk harakah-harakah. Kebanyakan gerakan ini sebenarnya tidak bisa disebut murni dakwah karena tujuan akhirnya adalah untuk merebut kekuasaan.

Dalam tradisi Arab pun, dakwah bil maqal atau dakwah bil lisan dianggap kurang efektif dibanding dakwah dengan perbuatan yang diistilahkan bi lisan al hal. Ungkapan yang populer di dunia Arab, lisaanul hal afshahu min lisanil maqal. Berkata dengan perbuatan jauh lebih efektif dibanding berkata dengan ucapan."

Di Indonesia, gerakan dakwah bil hal bukanlah hal baru. Ketika mendirikan Muhammadiyah pada 1912, motivasi yang menjadi landasan KH Ahmad Dahlan adalah mengaplikasikan perintah Surat Al Maa"un untuk memberdayakan fakir miskin, yatim piatu, dan kaum duafa pada umumnya. Salah satu wujudnya, Muhammadiyah ketika itu mendirikan Bagian Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO). Lembaga ini kemudian berkembang seiring tuntutan zaman, dengan memperluas cakupan kegiatan di bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.

Ketika KH Hasyim Asy"ari dan sejumlah ulama mendirikan Nadhlatul Ulama pada 1926, empat sendi pokok yang menjadi pilar jam"iyah adalah (1) pendidikan, keilmuan, sosial-budaya, (2) ekonomi kerakyatan, dan (3) kebangsaan. Untuk merealisasikan pilar-pilar tersebut ke dalam kehidupan bangsa Indonesia, dibentuklah lembaga dan lajnah, di antaranya Lembaga Pendidikan Ma"arif, Lembaga Sosial Mabarrot, dan Lembaga Pengembangan Pertanian.

ISTILAH "dakwah bil hal" yang sudah begitu populer ternyata merupakan istilah yang hanya digunakan di Indonesia, yang kemudian merembet

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News