Dakwah bil Hal: Korporatisasi Usaha Individu Umat Menuju Indonesia Maju

Dakwah bil Hal: Korporatisasi Usaha Individu Umat Menuju Indonesia Maju
Dakwah bil Hal: Korporatisasi Usaha Individu Umat Menuju Indonesia Maju
Kepedulian serupa ada di organisasi Islam lainnya, seperti Al Irsyad, Persis, Nahdlatul Wathan di NTB, dan sebagainya. Buku Fiqhud Da"wah karya tokoh besar Dr Moh Natsir (almarhum) juga menguraikan soal ini (Hamdan Daulay, 2011). Komunitas seperti Qaryah Thayyibah di Salatiga, Tangan di Atas di Jakarta, dan Sedekah Rombongan di Jogjakarta, hakikatnya juga merupakan implementasi dakwah bil hal.

Di dunia Islam kontemporer, salah satu contoh dakwah bil hal yang dianggap paling berhasil berkembang di Turki. Di sana gerakan sejenis ini disebut Hizmet yang artinya pelayanan. Tokoh sentralnya adalah ulama tarekat yang meneruskan gerakan tarekat Sayid Nursi bernama Fethullah Gulen. Karena itu, Hizmet di Turki juga disebut Gulen Movement.

Gerakan ini menggaungkan Islam damai tidak saja di Turki, tetapi juga di dunia internasional. Gerakan ini telah mendirikan lebih dari 1.000 sekolah di lebih dari 100 negara di dunia; enam rumah sakit umum; beberapa media cetak dan elektronik; sebuah universitas; organisasi bantuan sosial internasional; organisasi dialog antaragama internasional; dan gerakan ini sudah memiliki cabang di berbagai negara di dunia, empat cabang di antaranya di Amerika.

Gerakan ini mendapat dukungan tidak hanya dari kalangan elite, tapi dari umat di masyarakat bawah. Layanan sosial Gerakan Gulen menjangkau masyarakat kelas bawah secara luas, tanpa memandang latar belakang agama dan ras, merepresentasikan gagasan dan cita-cita Islam sebagai rahmatan lil alamin.

ISTILAH "dakwah bil hal" yang sudah begitu populer ternyata merupakan istilah yang hanya digunakan di Indonesia, yang kemudian merembet

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News