Dakwah bil Hal: Korporatisasi Usaha Individu Umat Menuju Indonesia Maju
Selasa, 09 Juli 2013 – 04:48 WIB
Yang menggembirakan adalah tidak terjadi dikotomi antara dakwah bil lisan dan dakwah bil hal. Tidak ada yang menentang kehadiran gerakan dakwah bil hal, karena dakwah bil hal tidak menafikan pentingnya dakwah bil lisan. Boleh dikata keduanya saling melengkapi.
Semua intelektual mengakui bahwa untuk zaman ini dakwah bil lisan saja tidak cukup. Tidak memadai. Kata-kata Prof Dr Komaruddin Hidayat, rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam penjelasannya melalui SMS kepada saya: dakwah bil hal menunjukkan bahwa Islam adalah agama amal, agama kerja, bukan sekadar agama kontemplasi dan pertapa.
Dari kalangan pondok pesantren juga sama. "Untuk zaman sekarang dakwah dengan sunnah fi"liyah lebih baik daripada sunnah qauliyah," tulis KH Abdul Muiz Aziz dari Denanyar.
Dakwah Tekstual dan Kontekstual
ISTILAH "dakwah bil hal" yang sudah begitu populer ternyata merupakan istilah yang hanya digunakan di Indonesia, yang kemudian merembet
BERITA TERKAIT