Dalam 2,5 Jam, Maemunah Berubah Jadi Laki-Laki Tulen
Punya Alat Kelamin Pria, Ingin Masuk Pesantren
Kamis, 15 Juli 2010 – 08:29 WIB
Padahal, saat lahir pada 4 Mei 1995, Maemunah tercatat dalam akta kelahiran sebagai bayi perempuan. Namun, seiring pertumbuhan fisiknya, saat kelas I SD, dia mulai menampakkan "jati dirinya" sebagai laki-laki. Sejak itu Mae pun ingin menjadi laki-laki tulen.
Namun, keinginan Mae itu terganjal karena kondisi ekonomi keluarganya kurang mampu. Akibatnya, ketika Mae berkeinginan masuk pondok pesantren khusus laki-laki di Banyumas, dia ditolak. Alasan pengelola pondok, status kelamin Mae "tidak jelas". Sejak itulah perjuangan keluarga Mae mengubah status anak semata wayangnya tersebut dimulai lagi.
Menurut dr Paulus A. Gozalli MSi Med dari RS Margono Soekardjo Banyumas, kasus yang terjadi pada Maemunah tak bisa persis disebut sebagai kasus kelamin ganda atau hermaprodit. Kasus itu lebih cenderung ke arah ambiguous genetalia.
Ambiguous genetalia, kata Paulus, merupakan jenis kelamin yang meragukan. Dan, Mae diidentifikasi mengalami partial androgen intensitivity syndrome (PAIS). Kromosomnya laki-laki, tapi penampakan fisik luarnya meragukan karena mempunyai vagina dan penis kecil. "Tampaknya Maemunah mengalami PAIS," ujar Paulus yang kemudian merujuk Mae agar dioperasi di RSUP dr Karyadi Semarang.
Operasi Mae memakan waktu 2,5 jam. Sekitar pukul 11.00 Mae keluar dari ruang operasi dan dibawa ke kamar perawatan A3 lantai II RSUP dr Karyadi. "Proses operasi memang panjang. Tahap pertama meluruskan penis, tahap kedua membuat penis, dan ketiga merekonstruksi kulit penis," jelas Ardy.
KEINGINAN Maemunah menjadi laki-laki tulen akhirnya terkabul. Penderita kelainan "kelamin ganda" asal Desa Tambaksari Kudul, Kecamatan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408