Dalam Politik, Dukungan Harus Dikonversi menjadi Kekuasaan
Sebelumnya, Projo pamit kepada Jokowi.Ormas yang telah mendukung Jokowi hingga dua periode pemerintahan itu tidak bisa menerima realita kalau Jokowi memasukkan nama Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto ke dalam Kabinet Indonesia Maju.
"Ada kekecewaan soal Prabowo jadi Menhan, mengingat Prabowo rival yang cukup keras waktu itu. Kami bertarung cukup keras. Akan tetapi, sekarang menjadi Menhan," ujar Sekretaris Jenderal Projo Handoko dalam konferensi pers di Kantor DPP Projo, Jalan Pancoran Timur Raya, Jakarta Selatan, Rabu (23/10).
Selain Prabowo, para sukarelawan pendukung Presiden Jokowi juga kecewa menyaksikan mantan Komisaris Utama Net TV Wishnutama dalam barisan calon menteri.
Ketua Projo DKI Jakarta Karl Sibarani mengatakan bahwa Wishnutama tidak pernah berkeringat dan "berdarah" dalam mendukung Jokowi, baik pada Pilpres 2014 maupun 2019.
Berbeda dari Projo, respons dari Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Milenial Arief Rosyid Hasan lebih positif.
Menurut Arief, sejumlah figur seperti Erick Thohir, Bahlil Lahadalia, Wishnutama, dan Nadiem Makarim adalah figur-figur yang selama ini memperoleh tempat di hati milenial. (antara/jpnn)
Analis politik dari Universitas Diponegoro Teguh Yuwono menilai wajar Projo mendukung kembali Presiden Jokowi setelah Budi Arie Setiadi menjadi wakil menteri.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- 50 Menteri dan Wamen Belum Menyerahkan LHKPN, Siapa Saja ya?
- Bantah Budi Arie, Pramono Anung Tegaskan Tidak Kenal Tersangka T
- Anggap Pernyataan Budi Arie Hoaks, Tim Pemenangan Pram-Doel Layangkan Somasi
- Kapolri Sebut Penyidik Kepolisian Bisa Saja Memeriksa Budi Arie di Kasus Judi Online
- Jubir Pramono-Rano Pastikan Pernyataan Menkop Budi Arie Hoaks
- Jokowi Seharusnya Tidak Memanfaatkan Prabowo Demi Kepentingan Politik Pribadi