Damai Bethany

Oleh: Dahlan Iskan

Damai Bethany
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Muncullah generasi ketiga. Tampillah Pendeta Samuel.

Nama "Nusantara" sudah lama saya dengar. Idenya dari Pendeta Samuel. Yakni sejak gencar-gencarnya nama "Nusantara" disebut sebagai ibu kota Indonesia.

Begitu GBN jadi sinode baru di PGLII, langsung dapat bonus: akan jadi tuan rumah Muktamar PGLII 2025 akhir Maret ini.

Di munas itulah nanti Samuel dan Henky akan bertemu dengan posisi dan hak suara yang sama: sama-sama ketua sinode. Skornya juga 1-1: GBN punya lebih banyak gereja, GBI punya lebih banyak harta.

Anda sudah tahu: gerakan gereja di Indonesia sama dengan di dunia di zaman modern ini. Gerakan pertama bersifat oikumenikal.

Lalu muncul jenis gerakan kedua: evangelical. Yang satu lewat gereja sebagai lembaga, satunya lagi lewat pribadi-pribadi sebagai penginjil.

Gereja yang tergabung di PGLII adalah dari gerakan yang kedua. Sedang yang di PGI adalah tipe gerakan yang pertama.

Oleh karena itu jumlah sinode anggota PGLII banyak sekali. Pribadi-pribadi penginjil bisa punya gereja sendiri-sendiri. Setelah jumlah gerejanya mencukupi, didirikanlah sinode sendiri.

Perselisihan panjang di sinode Gereja Bethany selesai. Satu kelompok menjadi Gereja Bethany Indonesia, satunya lagi menjadi Gereja Bethany Nusantara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News