Dampak Abu Sinabung, Penerbangan Lokal Ditutup
Rabu, 01 September 2010 – 08:26 WIB

Dampak Abu Sinabung, Penerbangan Lokal Ditutup
MEDAN -- Pasca meletusnya Gunung Sinabung yang mengeluarkan debu vulkanik, membuat sejumlah maskapai penerbangan dilarang terbang.Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Cabang AP II Bandara Polonia Medan Bram Baroto pada wartawan Selasa (31/8) di Polonia Medan. ‘’Letusan Gunung Sinabung yang mengeluarkan awan debu menyebabkan pilot pesawat mengalami kesulitan melakukan penerbangan,’’ tegas Baroto. Gangguan penerbangan tersebut, sambung Baroto, akibat letusan Gunung Sinabung hanya terjadi di beberapa rute tersebut.Sedangkan untuk penerbangan lainnya hingga kini masih normal.
‘’Akibat debu vulkanik gunung Sinabung menyebabkan sejumlah penerbangan dilarang terbang. Salah satu ke Sibolga,’’ tegas Bram Baroto. Untuk sementara penerbangan dari Bandara Polonia menuju Sibolga ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan oleh AP II Bandara Polonia Medan.
Baca Juga:
‘’Akibat debu vulkanik itu ada gangguan rute penerbangan menuju sejumlah beberapa bendara, baik itu Bandara Silangit, bandara di Sibolga, Tapsel,’’ tegasnya. Beberapa maskapai penerbangan yang harus menghentikan penerbangan diantaranya, Susi Air, Merpati dan ada beberapa maskapai lainnya.
Baca Juga:
MEDAN -- Pasca meletusnya Gunung Sinabung yang mengeluarkan debu vulkanik, membuat sejumlah maskapai penerbangan dilarang terbang.Pernyataan tersebut
BERITA TERKAIT
- Inilah Syarat Honorer Dialihkan menjadi Outsourcing, Segera Diurus ya
- Air Kiriman dari Bogor Sudah Sampai Depok, Waspada Banjir
- Ada Pendataan Honorer Tidak Bisa Daftar PPPK 2024, tetapi Masih Dibutuhkan
- Jenazah Lilie Wijayati si Mamak Pendaki Tiba di Rumah Duka Bandung, Pelayat Penuhi Ruangan
- Pembantai Harimau Sumatra di Rohul Ditangkap, Lihat Tuh Tampangnya
- Pendakian ke Puncak Carstensz Disetop Sementara