Dampak Hoaks soal COVID-19 Sangat Berbahaya, tetapi Masih Banyak yang Percaya

Dampak Hoaks soal COVID-19 Sangat Berbahaya, tetapi Masih Banyak yang Percaya
Menurut epidemiolog, Pemerintah Indonesia tidak mengikuti arahan pakar dalam menangani pandemi. (Reuters: Ajeng Dinar Ulfiana)

"Kita itu ingin keajaiban, sampai mau dibohongi atau mau dibujuk untuk menggunakan obat cacing sebagai obat COVID, ini termasuk pejabat pemerintah yang mudah dibohongi dan malah meng-endorse obat cacing ini. Itu kan stupidity," tutur Dr Pandu.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indonesia, Profesor Wiku Adisasmito menanggapi istilah 'herd stupidity' tersebut kepada ABC Indonesia.

"Kita perlu bersatu untuk melawan COVID-19," tegas Profesor Wiku.

"Kalaupun ada yang dinilai stupid, siapa yang dinilai pintar dalam menanganinya?" ujarnya kepada Hellena Souisa.

Profesor Wiku mengatakan Pemerintah Indonesia telah melakukan yang terbaik dan bertanggung jawab atas situasi pandemi COVID-19 saat ini.

Gusman mengatakan istilah 'herd stupidity' sebenarnya sedikit 'jahat', namun di satu sisi ia setuju.

"Setuju enggak setuju, tapi setujunya mungkin karena beberapa kalangan memang sudah bebal," ujarnya. 

"Tapi untuk beberapa kalangan yang tidak percaya dengan COVID gara-gara ekonomi terdesak, saya juga tidak bisa menyalahkan mereka."

Gusman tahu kalau banyak informasi yang salah soal COVID, termasuk teori konspirasi yang beredar

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News