Dampak Kebijakan Ekonomi Trump, Grant Thornton Indonesia Ungkap Strategi untuk RI

Dampak Kebijakan Ekonomi Trump, Grant Thornton Indonesia Ungkap Strategi untuk RI
CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani. Foto: source for JPNN

Di sektor keuangan, kebijakan moneter AS yang ditandai dengan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve berpotensi memperkuat dolar AS, yang dapat memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah.

Melemahnya rupiah dapat memengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia, terutama bagi sektor yang bergantung pada impor dan utang dalam mata uang asing.

“Fluktuasi nilai tukar tidak bisa dihindari, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana Indonesia membangun ketahanan ekonomi dengan memperkuat cadangan devisa dan memastikan kebijakan fiskal yang fleksibel,” jelas Johanna.

Selain kebijakan ekonomi dan perdagangan, perubahan kebijakan pemerintahan Trump terhadap bantuan luar negeri melalui United States Agency for International Development (USAID) juga berdampak pada Indonesia.

Pemerintahan Trump telah mengurangi anggaran bantuan luar negeri, termasuk untuk program-program pembangunan, kesehatan, dan pendidikan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pemangkasan ini dapat memengaruhi inisiatif pembangunan berkelanjutan serta proyek-proyek sosial yang selama ini didanai oleh USAID di Indonesia.

“Berkurangnya dukungan dari USAID berarti Indonesia perlu mencari sumber pendanaan lain untuk program-program sosial dan pembangunan. Kolaborasi dengan sektor swasta dan organisasi internasional menjadi semakin penting untuk mengisi kesenjangan ini,” ungkap Johanna.

Kebijakan energi dan lingkungan yang lebih longgar di bawah pemerintahan Trump juga memberikan dampak bagi Indonesia, terutama dalam perdagangan energi global.

Dengan fokus AS pada eksplorasi energi domestik, harga minyak dan batu bara di pasar internasional dapat mengalami fluktuasi yang mempengaruhi ekspor energi Indonesia.

Grant Thornton Indonesia menilai kebijakan ekonomi Donald Trump menuntut respons strategis dari Indonesia agar tetap kompetitif di pasar internasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News