Dampak Kebijakan Harga Gas USD 6 per MMBTU, PGN Merugi Rp1,4 Triliun
Menurut Fendi, jika alasannya sebagian saham PGN dimiliki asing hal itu tidak masuk akal.
Mengingat banyak BUMN yang mendapat PMN triliunan rupiah, sahamnya di pasar modal juga dikuasai oleh investor asing.
"Dengan membuat kebijakan harga gas USD6 dan tidak memberikan dukungan pendanaan, pemerintah sebenarnya tidak menginginkan gas bumi ini membesar. Karena sulit bagi PGN untuk terus membangun infrastruktur jika margin bisnisnya sudah dibatasi," tegas Fendi.
Secara umum, Fendi menghitung, harga saham berkode PGAS ini secara fundamental dari price to value bagus sekali. Namun dari price to earning ratio justru negatif.
Ini menunjukkan secara fundamental kuat, tapi ada dua faktor utama yang menjadi value destroyer bagi saham PGAS saat ini.
Pertama, margin bisnis yang terbatas karena harga jual dipatok USD6 per MMBTU. Kedua adalah sengketa kasus putusan PPN gas bumi dengan DJP.
"Investor pasar modal menunggu kejelasan dari skema kompensasi bagi PGAS dari pemerintah. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menjadi game changer atas kinerja keuangan perseroan kedepan," tukas Fendi.(chi/jpnn)
Sulit bagi PGN untuk terus membangun infrastruktur jika margin bisnisnya sudah dibatasi.
Redaktur & Reporter : Yessy
- Pengakuan Eks Direksi RBT, Niat Pengin Bantu BUMN PT Timah, Malah Dipidana
- Perhutani Berhasil Pertahankan Predikat Informatif dalam KIP
- Pertamina Meraih Predikat Badan Publik Informatif 2024 darI Komisi Informasi Pusat
- SIG Raih Penghargaan Utama di Ajang Anugerah Inovasi Indonesia 2024
- Taspen Gandeng Kejagung Sosialisasikan Antikorupsi Demi Lingkungan Kerja yang Bersih
- ASABRI Gelar USAHA Untuk Indonesia