Dampak Pandemi, Pelaku Bisnis Perlu Terapkan Konsep Berkelanjutan
jpnn.com, JAKARTA - Lembaga riset Nielsen dalam laporannya bertajuk 'The Evolution of The Sustainability Mindset' terbitan 2018 melihat tren perusahaan di dunia berkomitmen dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung keberlanjutan.
Survei tersebut menempatkan perusahaan utamanya di Asia Tenggara termasuk Indonesia menduduki peringkat teratas dalam prospek keberlanjutan yang dicanangkan PBB.
Sebanyak 76 persen perusahaan Asia Tenggara yang disurvei percaya bahwa mereka memiliki peran penting tersebut.
Chief Sustainability Officer DBS Bank, Mikkel Larsen mengatakan pemulihan masa pandemi Covid-19 semakin penting untuk perusahaan serius memperhatikan konsep keberlanjutan.
"Kami telah memulai dengan adanya mandat CEO board tentang keberlanjutan, karena kami secara mendasar yakin, inilah hal benar yang harus dilakukan," ujar Mikkel dalam diskusi daring Restart and Rebuild After Crisis, Rabu (26/8).
Mikkel menjelaskan, kesadaran atas keberlanjutan saat ini telah menjadi tuntutan yang tak bisa diabaikan. Bahkan bagi investor yang kini kian peduli dengan bisnis berkelanjutan seperti peningkatan investasi berbasis bisnis yang berkelanjutan.
Menurut Global Impact Investment Report, telah terjadi peningkatan dampak investasi dari USD 119 miliar pada 2016 menjadi USD 502 miliar pada 2019.
"Secara internal kami telah melakukan bisnis keberlanjutan secara benar dan ternyata menjadi kebutuhan bisnis," tegasnya.
Pembangunan berkelanjutan menjadi hal yang penting bagi pelaku usaha dalam upaya pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.
- Kideco Berkomitmen untuk Menyempurnakan Kualitas Laporan Berkelanjutan
- Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
- 69 Perusahaan dan Organisasi Raih SNI Award 2024
- NCCR &I CSP Kembali Gelar ASRRAT 2024
- Mantap! Unilever Indonesia Raih Penghargaan di Ajang CSA Awards
- Bea Cukai Tinjau Langsung Proses Bisnis Perusahaan Ini