Dampak Pemberitaan Bencana Jika Tidak Dikelola dengan Baik
Sementara narasumber yang lain, Ketua PWI Pusat Atal S Depari mengatakan, Indonesia bisa belajar dari Jepang dalam menyiarkan berita bencana. Di Jepang, lanjut Atal, penyiaran berita bencana tidak menunjukkan kesadisan, mayat bergeletakan dan spesifik dampaknya.
"Yang ditampilkan justru foto-foto yang indah, sehingga membangun harapan kepada warganya untuk kembali membangun," jelas Atal.
Atal menambahkan, mengulas bencana secara berlebihan justru melahirkan kepanikan dan ketakutan yang berlebih. Apalagi sampai melakukan wawancara tentang hal yang nonsubstansi seperti ke dukun atau memaksa korban memberikan keterangan.
"Itu hal yang berbeda, justru melahirkan perspektif yang negarif. Ingat, jurnalistik adalah alat, tujuan utamanya adalah kesejahteraan, kemanusiaan, kemakmuran bersama, kedaulatan bersama dan seterusnya," jelas Atal.
Dalam acara ini, Ketua SMSI Auri Jaya mengharapkan ada pelajaran yang bisa dipetik dan dijadikan kurikulum. Auri menyadari, pariwisata negara tanpa dukungan media tidak akan berjalan. Keduanya harus saling mengisi.
Dalam acara ini, hadir juga Menteri Pariwisata Arief Yahya, Wakil Ketua Dewan Pers Ahmad Johar dan Agus Sudibyo. (tan/jpnn)
Mengulas bencana secara berlebihan justru melahirkan kepanikan dan ketakutan yang berlebih. Apalagi sampai melakukan wawancara tentang hal yang nonsubstansi.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Puan Maharani Undang Sejumlah Pimpinan Media Massa ke DPR, Ada Apa?
- Saran Auri Jaya untuk Jokowi dalam Memilih Menterinya
- Buku Biografi Sutopo Purwo Nugroho Resmi Diluncurkan
- Kenang Almarhum Pak Sutopo, Raisa: Beliau Menginspirasi
- Kenang Mendiang Sutopo, Raisa: Beliau Menginspirasi
- Pertanyaan Aneh Sutopo Purwo Nugroho ke Sahabatnya, di Hari – hari Terakhir