Dampak Virus Corona, Lobster Australia Kini Dijual Murah
Menurut Matt Rutter, dampak dari penutupan perdagangan lobster ke China sangat luas.
"Karena tidak ada penangkapan yang dilakukan, tidak ada truk yang jalan, tidak ada depot yang menerima lobster. Banyak staf yang sebelumnya bekerja, sekarang harus berhenti kerja sampai produksi dimulai lagi."
"Jadi bukan saja para nelayan yang mengalami dampaknya, namun semua orang yang menggantungkan hidupnya dari industri ini terkena."
Photo: Inilah fasilitas ekspor terbesar lobster di Australia dengan luas 4000 hektar di Australia Barat. (LANDLINE: Glyn Jones)
Sebagai perusahaan yang melakukan ekspor lobster terbesar dari Australia, GFC memiliki kapasitas penyimpanan 220 ton, dengan tempat penyimpanan tersebut bisa memuat pasokan lobster selama 4 sampai 6 minggu.
Sambil menunggu China membuka pintu bagi perdagangan lobster, Rutter mengatakan mereka berusaha mencari pasar baru termasuk pasar domestik, juga ke Jepang, Taiwan, Asia Tenggara dan Amerika Serikat.
Lihat artikel selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini
Merebaknya virus corona di China telah menyebabkan permintaan lobster dari Australia menurun tajam, sehingga memicu anjloknya harga makanan laut yang dikenal mahal ini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di India Telan Puluhan Nyawa
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki