Dan, Damai di Bumi!
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Petualangan Karl May memberi pelajaran penting bagi umat manusia, tidak terkecuali bagi manusia Indonesia. Penyakit prasangka masih belum hilang dari dunia. Ada kesombongan, kecongkakan, sikap sok kuasa, meremehkan orang lain, dan ingin menghabisi orang lain.
Itu adalah sikap-sikap jahat warisan kolonial yang masih tetap hidup sampai sekarang. Kekuatan politik yang sedang berkuasa menjalankan pemerintahan dengan sikap sok kuasa dan ingin menihilkan mereka yang dianggap tidak sejalan.
Karl May berusaha menghidupkan sikap toleran dan lapang dada dalam perbedaan, baik budaya, agama, maupun warna kulit. Novel ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberi semangat baru untuk menghadapi kehidupan, yang hingga kini masih diliputi rasa prasangka dan curiga.
“Bawalah warta gembira ke seantero dunia
Tetapi tanpa mengangkat pedang tombak,
Dan jika engkau bertemu rumah-ibadah,
Jadikanlah ia perlambang damai antarumat.
Berilah yang engkau bawa, tetapi bawalah hanya cinta,
Segala lainnya tinggalkan di rumah.
Justru karena ia pernah berkorban nyawa,
Dalam dirimu kini ia hidup selamanya.” (*)
Video Terpopuler Hari ini:
Melalui Dan, Damai di Bumi, Karl May menunjukkan cara pandang bangsa Eropa yang keliru.
Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror
- Jadi Ormas Keagamaan Terbesar Ketiga, HKBP Setia Melayani dan Menyejahterakan Masyarakat
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Mengenal Zakat, Syarat, dan Jenisnya Menurut Islam
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Mercedes Rancang Mobil Listrik G580 Khusus Keperluan Dinas Paus
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG