Dana Desa Dipotong Rp 45 Miliar, Kepala Kampung Murka
jpnn.com, INTAN JAYA - Puluhan kepala kampung dari Distrik Mbiandoga, Kabupaten Intan Jaya, menggelar aksi protes di kantor Bank Papua, Sabtu lalu (2/9).
Aksi itu dilatarbelakangi pemotongan dana desa tanpa kejelasan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung.
Koordinator aksi Mesak Gayamba mengatakan pemotongan dana desa oleh DPMK sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.
Menurut Mesak, pemotongan dana desa yang dilakukan tidak prosedural dan dinilai sangat janggal.
"Alasan pemotongan dana desa karena kepala kampung sebelumnya ada utang, sedangkan kami hadirkan kepala kampung sebelumnya dan yang menjabat untuk klarifikasi. Semuanya tidak memiliki utang. Ini sangat mengherankan," katanya.
"Kami tidak terima dengan pemotongan dana desa yang sangat besar. Selama saya menjabat dua periode jadi bendahara kampung, dari tahun ke tahun selalu ada potongan padahal kepala kampung menyampaikan tidak punya utang," tegasnya.
Dia menjelaskan pemotongan yang dilakukan sangat tidak masuk akal. Pasalnya, setiap desa dipotong oleh DPMK sebesar Rp 300 juta.
"97 kepala desa total nyata yang diterima sekitar Rp 20.389.100.000, sedangkan sesuai PAGU DD dan ADD sebesar Rp 65.750.838.050. Coba jelaskan sekitar Rp 45 miliar lebih ke mana," katanya.
Puluhan kepala kampung mempertanyakan dinas BPMK Intan Jaya terkait potongan dana desa yang mencapai Rp 45 miliar.
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Dipercaya Menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis
- Kunjungi Merauke, Mentrans Iftitah Sulaiman Sampaikan Pesan Prabowo untuk Papua
- Mendes Yandri: Dana Desa Boleh Dipakai untuk Kondisi Darurat
- Arus Mudik Nataru, KM Labobar Angkut 20 Ribu Penumpang di Papua
- Tolak Program PSN Baru, Senator Paul Finsen Mayor Minta Presiden Tinjau Ulang
- Layanan Inklusif Taspen Menjangkau Peserta hingga Wilayah Terluar