Dana Ratusan Juta Menguap, Perorangan Korban Investasi Pertanyakan Nasib

Tanda Tangan karena Bank Jamin sang Induk Aman

Dana Ratusan Juta Menguap, Perorangan Korban Investasi Pertanyakan Nasib
Vincentius Lingga di kantornya
Akhirnya, kabut itu kian tebal. Lehman Brothers, bank investasi raksasa tersebut, dinyatakan bangkrut pada 11 September lalu. Baru setelah itu sang relationship manager-nya mengajak bertemu. Semula, dia menduga telepon itu hanya untuk menawarkan produk-produk jasa keuangan terbaru. ’’Ternyata untuk membawa kabar buruk. Bahwa investasi saya terancam hilang. Walah, kapok saya,’’ ujarnya.

Yang membuat Lina makin tak bisa tidur adalah ternyata dirinya dan investasinya bukan masuk kategori secure (nasabah konservatif yang main aman). ’’Saya ternyata dinyatakan investor unsecure. Hal itu tak pernah diinformasikan sebelumnya oleh banknya,’’ keluhnya. Kalau hal itu diinformasikan sebelumnya, Lina mengaku tak akan berani menaruh dananya.

Karena masuk kategori unsecure, Lina bakal ditempatkan di nomor kesekian dalam jajaran investor Lehman Brothers saat pembayaran exposure yang hingga kini masih tertahan. Dana pembayaran bagi nasabah tersebut diperoleh dari penjualan aset-aset bank investasi berusia lebih dari seratus tahun itu. ’’Bisa-bisa malah nggak dapat,’’ katanya.

Seperti Lina Kantono, Vincentius Lingga, seorang editor senior di sebuah koran berbahasa Inggris terbitan Jakarta, mengaku tak habis pikir mengapa dulu mau ’’digiring’’ menanamkan uangnya ke produk yang sangat berisiko tersebut. ’’Itu uang tabungan saya bertahun-tahun,’’ ungkapnya.

Setelah Lehman Brothers bangkrut tiga bulan lalu, banyak orang Indonesia pemilik dolar setara ratusan juta hingga miliaran rupiah yang uangnya menguap

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News