Dana Riset Rp 14 Triliun Dipakai untuk Perjalanan Dinas
jpnn.com, JAKARTA - Besarnya dana riset yang diplotkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ternyata sebagian besarnya tidak tepat sasaran.
Menurut Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, biaya riset yang disiapkan pemerintah sebanyak Rp 24,9 triliun.
Sementara data Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) dana riset yang tersebar di kementerian sebanyak Rp 25,4 triliun.
"Dari Rp 24,9 triliun kalau dianalisis ternyata hanya Rp 10,9 triliun yang menghasilkan riset. Yang lainnya (Rp 14 triliun) tidak," kata Menteri Nasir di sela-sela sosialisasi program model pengembangan klaster inovasi di Jakarta, Senin (26/3).
Nasir menegaskan, pertanggungjawaban penggunaan anggaran penting. Tidak hanya berapa jumlah anggaran yang dikeluarkan, tapi bagaimana efektivitas atau capaian output terhadap riset itu sendiri.
"Diduga dana Rp 14 miliar ini dipakai untuk FGD, seminar, perjalanan dinas, pembelian alat-alat laboratorium yang tidak berkaitan dengan riset seperti AC, kulkas, kipas angin, dan lainnya," bebernya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, lanjut Menteri Nasir, seluruh instansi pusat dan daerah harus bersinergi menjadi satu.
Potensi ekonomi dan inovasi yang ada di daerah merupakan hal penting untuk dikembangkan.
Dana dari APBN harusnya digunakan untuk melakukan riset dan membawa hasil bukan untuk seminar dan perjalanan dinas.
- Airlangga Sampaikan Inflasi Sepanjang 2024 Terjaga, Target Tercapai
- Lewat Inpres, Prabowo Desak Kementerian & Pemda Hemat Anggaran Rp 306 Triliun
- Sabet Penghargaan, BNI jadi Bank Operasional Terbaik Pengelola Kas Negara
- Prabowo Minta Jajarannya Hemat Anggaran hingga Rp 306,69 Triliun
- Prabowo Potong Anggaran Seremoni dan Perjalanan Dinas Pemerintah, Hemat Rp 20 Triliun!
- Pembangunan IKN Kembali Dilanjutkan, Anggaranya Sangat Wow