Danantara Dinilai Bakal Meningkatkan Level Investasi BUMN

Danantara Dinilai Bakal Meningkatkan Level Investasi BUMN
BPI Danantara ditargetkan mampu mengelola nilai aset BUMN yang dinilai kerap menguntungkan dan strategis hingga mencapai USD 900 miliar. ANTARA/Muhammad Heriyanto/am.

jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati kebijakan publik Universitas Nasional (Unas) Ansori Baharudin Syah menilai pembentukan dan kehadiran Danantara menjadi upaya baik guna mengatur aset negara yang selama ini terdapat pada BUMN agar jadi lebih efektif, terarah, serta meningkatkan level investasinya.

Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto bakal meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada 24 Februari 2025 dengan tujuan mengelola kekayaan negara yang ada di BUMN secara optimal untuk kepentingan masyarakat dalam jangka panjang.

Nantinya, BPI Danantara ditargetkan mampu mengelola nilai aset BUMN yang dinilai kerap menguntungkan dan strategis hingga mencapai USD 900 miliar atau setara Rp 14 ribu triliun.

Menurut Ansori, Danantara dapat dianggap sebagai ‘mesin’ kekuatan ekonomi baru Indonesia untuk hari ini dan masa depan.

Sebab, terciptanya pengaturan aset BUMN untuk optimalisasi tujuan investasi yang lebih berkelas tinggi.

“Lalu, pada akhirnya profitnya akan kembali dirasakan oleh BUMN yang ikut tergabung dalam Danantara karena asetnya lebih bernilai penting dan terjadi peningkatan dibandingkan saat dikelola mandiri,” ucap Ansori.

Namun, paling penting jadi perhatian dari pengelolaan aset Danantara yakni keuntungan diperoleh dari investasi akan digelontorkan kembali untuk kesejahteraan hidup masyarakat.

“Dengan begitu harus disadari bahwa keberadaan Danantara juga membawa manfaat positif kepada rakyat melalui keuntungan investasi aset BUMN ‘besar’. Jadi, bukan hanya BUMN merasakan keuntungannya, ini yang harus dipahami,” imbuh Ansori yang juga Direktur Eksekutif Pusat Data dan Riset Indonesia (Pusdari).

BPI Danantara ditargetkan mampu mengelola nilai aset BUMN yang dinilai kerap menguntungkan dan strategis hingga mencapai USD 900 miliar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News