Danantara Kubur

Oleh: Dahlan Iskan

Danantara Kubur
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Apakah yang seperti itu sudah dibereskan saat berproses pembentukan holding yang lalu.

Danantara tentu harus memeriksa dan bersikap. Aset seperti apa yang bisa diterima. Apakah aset apa adanya seperti yang tercatat di buku BUMN, atau hanya aset yang sudah clean and clear.

Di Perhutani lebih ruwet lagi. Banyak hutan yang masih tercatat sebagai aset Perhutani, tetapi sudah tidak ada hutannya. Sudah banyak yang jadi kota atau desa. Atau jadi tanah bersemak.

Termasuk yang di PSN PIK 2 itu. Statusnya hutan Perhutani tetapi sudah jadi semak belukar. Ketika akhirnya jadi PSN PIK 2, ribut: seolah hutan Perhutani yang dijadikan proyek. Statusnya memang masih hutan tetapi tidak ada pohonnya.

Khatimah.

Setelah mereka menjadi anaknya Danantara tentu gerak menjadi lebih luwes. Termasuk luwes dalam menutup atau menjualnya. Killing softly.

Maka hura-hura menyambut kelahiran bayi Danantara jangan lama-lama. Banyak pekerjaan administrasi yang ruwet yang harus dibereskan.

Saya percaya dengan Danantara akan lebih baik dibanding saat masih BUMN. Jalan untuk bisa tumbuh 7 persen tidak banyak, apalagi harus 8 persen seperti yang ditargetkan Presiden Prabowo.

Jalan yang dipilih kelihatannya lewat inbreng: aset BUMN dialihkan menjadi aset Danantara. Sebagai modal setor terbesar pemerintah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News