Dangkal Dalam

Oleh: Dahlan Iskan

Dangkal Dalam
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Lantai atas rumah ini sejajar dengan halaman depan. Sedang lantai bawahnya sejajar dengan halaman belakang yang luas dan hijau.

Baca Juga:

Sebetulnya mereka tidak berdebat. Hanya seperti saling menumpahkan kemarahan. Dua pasangan ini sama-sama anggota Partai Republik tetapi memilih Kamala Harris. Bukan karena Kamala lebih hebat, tetapi karena tidak suka pada Trump.

Trump, kata mereka, perusak demokrasi.

Mereka merasa sangat depresi. Bagaimana bisa seorang kriminal, pembohong, dan berpotensi diktator terpilih sebagai presiden Amerika.

Si soulmate adalah seorang dokter. Ahli bedah jantung dan pembuluh darah. Tinggalnya di Sacramento, kota kecil yang jadi ibu kota California. Ternyata mereka sudah sering saling berkunjung. Bulan lalu John yang ke rumah si soulmate di Sacramento. Juga satu minggu di sana.

Begitu tahu dia ahli bedah jantung cardiovascular saya mencoba menghentikan kejengkelan mereka lewat info yang saya kira akan menarik perhatiannya: "saya mengalami aortic dissection lima tahun lalu."

Reaksinya jauh dari perkiraan saya.

"Jangan ajak saya bicara soal kedokteran!" katanya. Keras. Mengentak. Masih mirip usia 60 tahun. Tangannya menggebrak meja bar di dekat dapur.

Siapa ini? Aneh. Ada wanita tua yang tidak saya kenal di rumah John Mohn di Lawrence, Kansas. Lalu muncul pula dari dalam salah satu kamar: suaminya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News