Dangkal Dalam

Oleh: Dahlan Iskan

Dangkal Dalam
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Dia tidak bisa menerima itu. Etika dokter tidak boleh dikorbankan. Dia pilih berhenti. Dia tidak mau lagi bekerja. Dia lebih banyak bersama istri dan cucu. Main golf. Jalan-jalan. Uangnya sudah bisa melahirkan uang sendiri. Dia menaruh uang si beberapa saham di pasar modal.

Kegiatan intelektualitasnya dijaga lewat buku. Suami istri ini ikut klub buku. Bersama lima pasangan suami-istri lainnya. Sepuluh orang. Tiap tiga bulan klub buku ini bertemu. Makan malam.

Sebelum makan malam mereka diskusi buku. Satu jam. Di lima rumah anggota. Secara bergantian. Bulan lalu giliran si dokter jadi tuan rumah. Buku yang dibahas: kumpulan cerpen terbaru.

Siapa yang menyiapkan makan malam?

"Masing-masing membawa satu menu," ujar istri si dokter.

Di pertemuan terakhir menu utamanya: Cornish hen.

Hen, Anda sudah tahu: mirip ayam jantan seukuran dara. Dipanggang utuh. Satu orang satu hen panggang.

Lalu ada nasi campur aprikot dan kacang-kacangan. Ada asparagus panggang. Di awal dinner ada caesar salad. Penutupnya: cokelat dan cake suksini.

Siapa ini? Aneh. Ada wanita tua yang tidak saya kenal di rumah John Mohn di Lawrence, Kansas. Lalu muncul pula dari dalam salah satu kamar: suaminya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News