Daniel Price & Erlend Moster Knudsen Bersepeda dan Lari Kampanye Lingkungan dari Kutub ke Paris

Perjalanan Bandung–Jakarta Paling Menantang

Daniel Price & Erlend Moster Knudsen Bersepeda dan Lari Kampanye Lingkungan dari Kutub ke Paris
GO GREEN: Dari kiri, Oria Jamar de Bolsee, Daniel Price, Toto Sugito, dan Erlend Moster Knudsen di area car free day di Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (7/6). Foto: Haritsah Almudatsir/Jawa Pos

’’Program yang menurut saya sangat baik karena ada upaya nyata pemerintah untuk memberikan perhatian kepada energi terbarukan,’’ paparnya.

Dari Jogja, dia melanjutkan perjalanan melewati jalur tengah menuju Bandung dan finis di Jakarta. Perjalanan Bandung–Jakarta, menurut Daniel, adalah medan paling berat. Terlebih, di kawasan puncak saat itu terjadi traffic jam sepanjang 30 km. Belum lagi jalur tanjakan selama 3–4 jam.

Ketika dalam perjalanan dari Bogor ke Jakarta, tak disangka, Daniel bertemu dua bule gokil. Dua warga Selandia Baru yang diketahui bernama Robby dan Matt itu menggunakan sepeda anak kecil. Mereka mengikuti aksi Daniel.

’’Mereka datang jauh-jauh (dari Selandia Baru) untuk mendukung saya setelah tahu program Pole to Paris yang selalu saya update di Twitter dan Facebook,’’ cerita pria 27 tahun itu.

Sesampai di Jakarta pada Kamis (4/6), Daniel disambut meriah oleh rekan sesama peneliti, termasuk Erlend Moster Knudsen, koordinator lari Kutub Utara, serta Oria Jamar de Bolsee, koordinator lari Belgia–Prancis yang juga datang ke Indonesia untuk membantu Daniel menggalakkan program Pole to Paris.

Erlend belum menjalankan aksi berkampanye bahaya pemanasan global itu dengan berlari dari Kutub Utara hingga Paris. Dia baru start berlari pada Agustus dari Norwegia melewati Inggris, Belgia, dan berakhir di Prancis. ’’Jauhnya sekitar 3 ribu kilometer,’’ ujar Erlend.

Seperti halnya Daniel, Erlend akan membawa hasil penelitiannya tentang fenomena perubahan iklim di Kutub Utara serta bendera Pole to Paris. Selama dalam perjalanan, Erlend akan mengajak peserta lain dari negara yang dilewatinya.

Pria 29 tahun itu menjelaskan mengapa Indonesia masuk program kampanye tersebut. Bukan sekadar faktor geografis yang mengharuskan mereka melewati Indonesia. Namun, Indonesia memiliki peran sangat vital dalam konferensi Desember mendatang.

Konferensi lingkungan hidup internasional akan digelar di Paris, Prancis, pada Desember. Untuk mengampanyekan konferensi yang membahas pemanasan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News