Dansa 90

Oleh: Dahlan Iskan

Dansa 90
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Hubungannya dengan Mega, katanya, sudah seperti keluarga. Kwik bisa ke rumah Mega kapan saja. Tanpa harus bikin janji. Ngobrol. Makan bersama.

"Tetapi belakangan hubungan itu, kan, sangat renggang?"

"Beliau bilang saya yang berubah. Bukan beliau," jawabnya.

"Betul begitu?"

"Gimana tidak berubah. Kalau saya ke sana tidak bisa lagi bertemu. Yang ada tamu-lah. Sibuk-lah. Lagi di salon-lah. Di rumah beliau, kan, ada salonnya," ujar Kwik.

Rasanya perubahan itu terjadi sejak Megawati menyusun kabinet sebagai pengganti kabinet Presiden Gus Dur. Tidak satu orang PDIP pun jadi menteri bidang perekonomian. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti masuk. Budiono masuk.

"Semua berideologi liberal dari Mafia Berkeley," ujar Kwik. "Mana ada yang paham ideologi nasionalisme Bung Karno," katanya.

Kwik menemui Mega. Dia ingatkan semua itu. Mega tidak mau berubah. "Sudah tidak bisa berubah," ujar Mega seperti ditirukan Kwik.

Kwik Kian Gie, mantan menko Ekuin dan ketua Bappenas itu, masih mampu berpikir jernih. Ingatan masa lalunya masih terang soal awal persahabatan dengan Megawati.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News