Dansa 90

Oleh: Dahlan Iskan

Dansa 90
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Bahwa akhirnya Kwik diangkat jadi kepala Bappenas dan Laksamana Sukardi jadi menteri BUMN itu hanya karena kebetulan.

"Rencananya Bappenas dan Kementerian BUMN dihapus. Ternyata tidak jadi dihapus. Jadilah kami berdua kembali ke kabinet," katanya.

Kami juga ngobrol soal Mafia Berkeley. Prof Widjojo Nitisastro dan tim ekonomi Pak Harto lulusan Universitas California Berkeley. Dekat San Francisco itu.

Ketika merumuskan draf UU Penanaman Modal Asing yang pertama, di tahun 1967, draf itu dikirim ke Amerika. Dikoreksi di sana, kalimat per kalimat. Berdasar UU PMA itu masuklah beberapa perusahaan Amerika. Termasuk Freeport di Papua.

Kwik memang punya aliran ekonomi sendiri. Dia anti-oligarki. Anti-konglomerat hitam. Tulisan-tulisannya amat keras soal itu.

Awalnya Kwik ingin kuliah di bidang hukum dan politik. Dia ingin ikut menyelesaikan soal negara. SD-nya masih di Juwana: sekolah Tionghoa. Dia mahir berbahasa Mandarin –saat kecil. Lalu Kwik dibawa pindah ke Semarang. Dimasukkan SMP favorit di Semarang: SMP Karangturi.

Ketika SMA, Kwik pindah-pindah. Kelas satu di Karangturi. Kelas dua di Loyola, juga Semarang. Kelas tiganya di Surabaya.

Kwik saat itu terpaksa pindah ke Surabaya. Dia terpilih sebagai ketua umum Persatuan Pelajar SMA Tionghoa se-Indonesia. Namanya Chung Hsieh Hsieh Sheng Kien He Hui. Disingkat menjadi Chung Lien Hui.

Kwik Kian Gie, mantan menko Ekuin dan ketua Bappenas itu, masih mampu berpikir jernih. Ingatan masa lalunya masih terang soal awal persahabatan dengan Megawati.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News