Dansa 90

Oleh: Dahlan Iskan

Dansa 90
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

"Saya mengaku anak miliarder dari Indonesia," ujar Kwik. "Toh mereka tidak tahu," tambahnya terkekeh.

"Kan, Pak Kwik memang anak miliarder saat itu," celetuk saya.

"Hahaha...." dia tertawa.

Sang ayah sudah memang pengusaha sukses: dagang macam-macam. "Yang saya ingat dagang tembakau, cengkih, dan emas," ujar Kwik.

Di klub elite itulah pesta dan dansa jadi kehidupannya. Di situ kalau lagi minum minuman keras seperti adu kuat. Demikian juga kalau dansa.

Dansa itu lantas berkembang menjadi hobi. Mencandu dalam diri. Sampai tua. Di rumah pun dansa. Pun bila hanya bersama istri.

Dansa itu juga diwariskan. Ditularkan. Ke anak-anaknya. Saat istrinya sudah tidak ada, Kwik berdansa dengan putrinya –rumah mereka bersebelahan di Radio Dalam.

"Kapan terakhir dansa?”

Kwik Kian Gie, mantan menko Ekuin dan ketua Bappenas itu, masih mampu berpikir jernih. Ingatan masa lalunya masih terang soal awal persahabatan dengan Megawati.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News