Dapat 44 Suara, Ditulis 74 Suara
Kecurangan Proses Rekapitulasi Coblosan
jpnn.com - JAKARTA - Aroma kecurangan mulai tercium dalam proses rekapitulasi suara hasil coblosan pada 9 April lalu. Ketidakberesan itu muncul di Dapil (Daerah Pemilihan) 1 Jakarta Pusat. Indikasinya, terjadi penggelembungan suara yang diduga melibatkan oknum caleg dengan panitia pemungutan suara (PPS).
Salah satu kecurangan yang kini menjadi sorotan banyak pihak itu adalah hasil rekapitulasi suara di TPS (Tempat Pemungutan Suara) 19, Cempaka Putih Timur. Dalam lembar rekapitulasi, jumlah suara yang sah dari Partai Golkar dan calegnya hanya 44. Namun, yang aneh, total ditulis 74 suara .
Sumber Jawa Pos menyatakan, kecurangan tersebut terjadi secara masif dan sistematis di seluruh TPS se-Dapil 1 Jakpus. Setiap TPS dikabarkan terdapat mark-up hingga puluhan suara. Jika penggelembungan di setiap TPS diasumsikan mencapai 30 suara dikalikan dengan jumlah TPS se-Jakpus sebanyak 1.842 titik, total suara siluman tersebut bisa mencapai 55.260 suara. Angka itu mendekati “harga” satu kursi di Jakpus, yakni sekitar 62.823 suara.
Sementara itu, Andri Al Jakartati, tim sukses gabungan caleg Golkar untuk DPRD Rudin Akbar Lubis dan Fayakhun Andriadi untuk DPR, membantah disebut terlibat dalam penggelembungan suara itu. Andri malah balik menuding PPS. Dia menyebut kekeliruan itu murni kesalahan PPS yang salah menjumlahkan perolehan suara partainya. ''Petugasnya tidur kali. Makanya, nggak bisa menjumlahkan dengan benar,'' ucap Andri.
Peristiwa serupa terjadi di Dapil 6 Jakarta Timur. Di TPS 26, Kebon Pala, salah seorang tim sukses caleg Partai Hanura diduga telah “menyulap” suara. Berdasar data yang didapatkan Jawa Pos, terjadi perbedaan jumlah suara antara form C1 dan hasil penghitungan di tingkat kelurahan atau PPS.
Menurut sumber Jawa Pos, saat penghitungan di TPS 26, caleg Hanura bernama Alfiah mendapatkan 41 suara dan Mohammad Guntur yang juga caleg Hanura hanya 1 suara. Namun, ketika penghitungan di Kelurahan Kebon Pala, kondisinya justru terbalik. “Saya bingung. Kenapa suara Alfiah tinggal 2 dan Pak Guntur jadi 32 suara,” kata sumber tersebut.
Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Mimah Susanti menuturkan, pihaknya akan menelaah lebih dulu dugaan kecurangan-kecurangan tersebut. (riz/oni/c15/any)
JAKARTA - Aroma kecurangan mulai tercium dalam proses rekapitulasi suara hasil coblosan pada 9 April lalu. Ketidakberesan itu muncul di Dapil (Daerah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS