Dapat Rekomendasi Kades, Boleh Masuk Malaysia Tanpa Paspor
Suryadi adalah salah satu dari pemilik rumah terakhir tersebut. Sehari-hari dia bekerja di kebun miliknya. Pria dewasa ini merasa biasa-biasa saja menetap di pengujung Indonesia. Tak ada yang istimewa karena dia sudah terbiasa tinggal di rumah yang jaraknya saling berjauhan.
Penulis penasaran melihat dari dekat kehidupan warga Teluk Melano. Meskipun membawa paspor, penulis ingin membuktikan “kesaktian” rekomendasi kepala desa. Apakah boleh masuk wilayah Malaysia tanpa paspor atau cukup dengan “surat izin” lisan kepala kampung?
Semula penulis deg-degan memasuki zona terlarang. Terbayang ketatnya pemeriksaan petugas imigrasi di bandara Kuala Lumpur International Airport. Petugas imigrasi Malaysia bersikap tegas dengan WNI. Tatapannya tajam, suaranya berat, dan bertanya detail kepada siapapun yang berada di counter pemeriksaan.
Keraguan penulis sirna karena ternyata di pos jaga lintas batas, tak seorang pun Polisi Diraja Malaysia (PDM) yang stand by di dekat tiang melintang di sisi jalan. Mereka hanya beraktivitas di ruang pos jaga. Tak ada PDM yang mengawasi penulis saat melintas di depannya. Mungkin saja mereka menyangka bahwa kami adalah warga desa yang sedang punya keperluan penting di Teluk Melano.
Yang mengejutkan adalah sambutan kepala kampung, Muhammad Pani. Ternyata dia sudah mengetahui keberadaan penulis. “Encik pasti mahasiswa yang melakukan penyelidikan di sempadan. Saya sudah diberitahu kepala kampung sebelah tentang rancangan encik,” kata Pani menerima kami di kediamannya.
Pani mengakui eratnya hubungan emosional kampung Teluk Melano dan Camar Bulan. Saking dekatnya, warga kedua kampung boleh keluar-masuk di perbatasan tanpa pemeriksaan dokumen. Ketika warga asing Indonesia melintas di Teluk Melano, PDM akan menginterogasinya. Begitu pula sebaliknya di Camar Bulan.
Maka, khusus warga kedua kampung dibebaskan dari pemeriksaan. “Tak perlu diperiksa karena kami tahulah warga desa sebelah. Cukup kepala kampung yang beritahu saya, insya Allah tak perlu diperiksa. Petugas juga mengerti,” kata Pani.
Sekilas suasana Teluk Melano tidak berbeda dengan kampung di nusantara. Setiap rumah saling berdekatan. Hanya model rumahnya yang khas Melayu, berlantai dua dengan pusat keluarga di lantai atas. Penduduknya sekitar 300 orang dengan pekerjaan berkebun dan melaut.
SENGKETA perbatasan Indonesia-Malaysia tak membuat hubungan antarwarga beda negara itu ikut memanas. Negara boleh emosional merespons sengketa yang
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408