Dari Air Ketuban Hingga Air Mata Ditampilkan di Museum Air Australia

Try to Download directly (8.71 MB)

Rainwater, tears and spit: the strange collection of the...
Play
Press play then disable your screen reader. Use space bar to pause or play, and up and down arrows to control volume. Use left arrow to rewind and right arrow to fast forward.
"Ini adalah metafora yang kita gunakan untuk berpikir sepanjang waktu. Kita mengatakan, ‘saya kehabisan ide’, atau kita bisa 'dibanjiri dengan emosi'.”
"Kita mengklaim koneksi ke air setiap harinya, tapi kita juga membuangnya, menginjaknya, menyiramnya, melindungi diri kita dari hal itu.”
"Saya ingin meminta orang untuk sedikit memikirkannya dengan lebih jelas."
Catatan beragam
Mendampingi setiap botol adalah penjelasan dengan tulisan tangan dari pendonor, menceritakan kisah di balik air itu.
"Beberapa cerita sangat menyedihkan dan memilukan dan ada juga yang lucu," kata Sharrock.
Seorang gadis remaja mengumpulkan sejumlah besar air mata yang ia tumpahkan saat bertengkar dengan ibunya.
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam