Dari Amerika sampai Norwegia, Para Ahli Sepakat Rokok Elektrik Lebih Baik
“Rokok elektrik bukan merupakan jawaban utama untuk mengatasi krisis kesehatan di masyarakat. Namun, rokok elektrik merupakan alat yang penting untuk melengkapi tindakan pengendalian risiko kesehatan,” imbuh Warner.
Meninjau temuan-temuan yang ada, para ahli melihat urgensi interaksi yang transparan antara pembuat kebijakan dan pelaku industri nikotin, melalui audiensi publik maupun penyampaian informasi-informasi penting.
Adanya standar dan regulasi bagi produk nikotin alternatif menjadi pekerjaan rumah bagi setiap pembuat kebijakan, dengan mempertimbangkan keamanan konsumen dan pelaku industri.
Dr. Karl E. Lund, peneliti senior Norwegian Institute of Public Health, Norwegia memaparkan tentang bagaimana regulasi yang melarang atau membatasi penggunaan snus berperisa (flavoured snus) dapat berdampak pada perokok.
Apalagi snus berperisa merupakan produk Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) yang paling banyak digunakan di Norwegia dengan persentase mencapai 46 persen pada 2019/2020.
“Angka berhenti merokok pada pengguna snus lebih besar dibandingkan nonpengguna. Dengan banyaknya pengguna snus berperisa, otoritas pembuat kebijakan harus memperhatikan kompleksitas realita dalam mengatur pembatasan produk nikotin berperisa yang tidak dibakar,” ujar Lund menutup paparannya. (dil/jpnn)
Pakar kesehatan dari berbagai negara bertemu di Inggris untuk menyampaikan pandangan mereka soal risiko rokok elektrik vs konvensional
Redaktur & Reporter : Adil
- Pasar Meningkat, Pemain Baru Rokok Elektrik Bermunculan
- BPOM Wajibkan Label Bahaya, Jangan Ada Pakar yang Bilang BPA Aman
- Mulai Bulan Depan, Vape Jadi Barang Haram di Vietnam
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan
- 10 Tahun Berkecimpung di Industri, JVS Group Raih Rekor MURI
- Suorin Fero, Vaping Jenis Pod yang Punya Desain Inovatif dan Anti-Bocor