Dari Ancaman Tidur di Toilet hingga Pesta Timpuk Salju
Selasa, 30 April 2013 – 02:38 WIB

BERBAKAT: Shihab Imam Muttaqin ditemani ayah dan ibunya di rumahnya di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. FOTO: IBNU YUNIANTO/JAWA POS/JPNN
Selesai syuting, Shihab ikut ujian di sekolahnya. Seperti yang sudah dia duga, ranking-nya melorot tajam dari peringkat kedua menjadi urutan kesembilan. Namun, kesedihannya tak berlangsung lama karena CCST akhirnya tayang di bioskop serta mendapat sejumlah nominasi di pergelaran Festival Film Indonesia (FFI) 2012 di Jogjakarta.
Dalam film pertamanya itu, Shihab langsung mendapat nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik FFI 2012, bersaing dengan aktor-aktor senior Donny Damara, Reza Rahardian, dan Tio Pakusadewo. Duduk di barisan depan bersama artis-artis tenar yang selama ini hanya dilihatnya di layar perak maupun layar TV, Shihab langsung ciut nyali.
"Saya ingat betul, aktor senior Slamet Rahardjo Djarot yang membacakan nominasi berkata di podium, Muhammad Shihab Imam Muttaqin iki sopo" Anak desa mana?" kata Shihab, lantas tergelak. Nyatanya, Piala Citra memang jatuh ke tangan Donny Damara yang aktingnya sebagai waria di film Lovely Man memang ciamik. Belakangan, Shihab mendapat Piala Maya dalam kategori aktor cilik terbaik.
Pada Maret 2013, CCST garapan sutradara Eugene Panji itu lolos screening di Festival Film Berlin (Berlinale) bersama film Something in The Way karya Teddy Soeriaatmadja. Namun, produsernya kesulitan mengupayakan biaya akomodasi dan tiket ke Berlin.
Seperti tokoh yang dia perankan di film Cita-citaku Setinggi Tanah (CCST), aktor cilik berbakat Shihab Imam Muttaqin tak pernah memimpikan film pertamanya
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu